Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan dan Sesal yang Muncul Tatkala Hujan

13 Mei 2024   17:38 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:50 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com

Namun memang tak bisa bohong, pikiran-pikiran semacam itu sering muncul ketika saya menikmati hujan. Menikmati kesedihan.

Saya memahaminya sebagai cara Allah subhanahu wa ta'alaa mengingatkan saya sebagai makhluk yang banyak keterbatasan.

Selain penyesalan, ide-rencana pun juga menghampiri kepala saya. Entah akan terwujud atau tidak, namun kita sebagai manusia tak boleh putus harapan.

Semakin deras hujan membasahi bumi, semakin banyak kenangan yang muncul. Ada keinginan bertemu lagi dengan teman-teman seperjuangan ketika masih sekolah.

Mungkin itu yang disebut "rindu".

Siapa pula yang tak kangen masa-masa indah pada masa lalu, dibandingkan betapa membosankan dan meresahkannya realita masa kini.


Menimbang dan mengingat masa sekarang yang tak bisa dibilang mudah, beberapa orang menyarankan kepada saya agar memperbanyak sholawat ketika turun hujan.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi, Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: Bertemunya dua pasukan, menjelang salat dilaksanakan, dan saat hujan turun."

Setelah merenungi hadis tersebut, maka semakinlah saya menunggu masa turun hujan. Penuh berkah dan anugerah. Saya merasa tidak salah menjadi seorang pecinta hujan.

Pada masa sekarang, ketika hujan, saya tak sekadar mengurai masa lalu dan merencanakan masa depan, namun juga mengikhlaskan apa yang telah lampau, kemudian mendoakan hari ini dan esok hari.

Bagi sebagian orang, hujan akan terus menjadi momen sakral di mana hanya dia dan isi pikirannya bertengkar sekaligus saling memaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun