Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Seseorang yang bermimpi berbuat sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat dan negara-nya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan dan Sesal yang Muncul Tatkala Hujan

13 Mei 2024   17:38 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:50 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com

Beberapa waktu belakangan ini, warga Kota Pontianak mendapatkan rezeki berupa hujan. Biasanya kota ini sepanjang tahun memang sering diliputi hawa panas, maklum, dilewati garis khatulistiwa.

Saya yang termasuk nyctophile dan pluviophile tentu saja menyambut baik jika turun hujan rintik yang romantis itu, baik siang maupun malam.

Selain membuat udara lebih sejuk, rinai hujan mampu membawa sebagian orang ke alam imajinasi atau kenangan.

Buat saya, bahkan sebelum melihat air hujan, suara air yang jatuh pada atap itu sudah memberikan sensasi damai yang susah dijelaskan.

Saya membiarkan telinga ini menikmati "alunan" air hujan itu untuk beberapa saat. Setelahnya, barulah saya membuka jendela atau pintu untuk mengendus aroma hujan dan memanjakan mata dengan visual yang telah disediakan oleh alam secara gratis.

Bahkan di gang sempit sekalipun, bagi saya, hujan selalu terasa spesial. Ia membawa kehidupan, damai, kesedihan, dan kesunyian pada saat bersamaan.

Beberapa orang yang menyukai hujan menikmati momen dengan cara yang berbeda. Ada yang memilih tidur, ada pula yang mendengarkan lagu sembari memandangi keindahan dari balik jendela.

Saya biasanya mencari tempat sunyi di mana saya bisa merenung sambil minum kopi. Pada saat seperti itulah muncul pikiran-pikiran, kenangan-kenangan, penyesalan-penyesalan, amarah, dan semisalnya.

Kebanyakan penyesalan akan masa lalu yang muncul dalam benak saya di kala hujan. Tentang kegagalan-kegagalan yang seharusnya tak perlu terjadi.

Contoh, dalam dunia kerja, seharusnya saya berusaha lebih keras, mencoba lebih banyak ketika masih muda dulu. Bukan berarti saya tak bersyukur dengan keadaan sekarang. Alhamdulillah atas semua rezeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun