Nah kehadiran buku ini merupakan bentuk upaya penulis untuk mengubah persepsi negatif pembaca tentang politik. Poin pentingnya, kita harus mampu membedakan mengenai realitas politik dengan konsep politik. Agar dapat memiliki Political Quotient atau kecerdasan politik.
Konsep politik berdiri di atas ideologi tertentu. Disebut konsep politik Islam, karena bersumber dari al Qur'an dan As sunnah. Disebut konsep politik demokrasi tentu bersumber dari pemikiran para tokohnya. Sedangkan realitas politik adalah berbagai peristiwa berkaitan dengan politik yang dilakukan oleh manusia.
Adakalanya konsep politik sesuai dengan realitanya. Adakalanya tidak. Realitas politik di masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin dapat dikatakan sesuai konsep politik Islam. Namun di masa setelahnya banyak realitas politik yang menyimpang dari konsep politik Islam yang ideal.
Ketidakmampuan sebagian kaum muslimin dalam memisahkan antara konsep politik Islam dengan realitasnya membuat mereka meragukan konsep politik Islam sebagai solusi bagi permasalahan negeri mereka dan dunia.Â
Penulispun memperkenalkan sedikit profil dari partai politik yang mengklaim dirinya sebagai partai politik Islam. Dengan tokoh utamanya yaitu Syekh Taqiyuddin An Nabhani, cucu dari Syekh Yusuf An nabhani.
Syekh Yusuf an Nabhani merupakan guru dari Syekh Hasyim Asy'ari pendiri Nahdhatul Ulama. Konsep politik Islam hasil ijtihad dari Syekh Taqiyuddin kini makin dikenal melalui gerakan politik Islam yang berhasil dibangunnya.
Dalam buku ini penulis menyertakan pula berbagai tips untuk meningkatkan kecerdasan politik Dimulai dari menyadari potensi diri sebagai makhluk politik, hingga tuntunan agar kecerdasan politik dapat meningkat.
Melengkapi wawasan kita tentang bahasan politik, buku ini cukup menarik untuk dibaca. Meski pada bagian tertentu isi buku ini kurang memuaskan. Di judul ada kalimat 'meneladani prilaku politik para nabi', namun yang banyak disinggung adalah prilaku politik Nabi Muhammad saw. Adapun nabi -- nabi lainnya cuma disinggung sedikit.Â