Mohon tunggu...
Ariyanto Mohammad Toha
Ariyanto Mohammad Toha Mohon Tunggu... Kepala SD Islam Al Umar Ngargosoka Kec.Srumbung Kab. Magelang

Pria yang memiliki hobi menulis artikel berbagai genre ini juga membukukan tulisannya baik antologi ataupun solo. Senang hal-hal baru dan menyukai tantangan di tempat-tempat baru juga aktif mencari inspirasi dengan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Narator di Arisan Ilmu GSM OKU Timur Sumsel Yang Diikuti Ratusan Guru ?

13 Mei 2025   14:36 Diperbarui: 13 Mei 2025   14:36 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kadisk OKU Timur dan Tiga Narator GSM Membersamai Ratusan Peserta Arisan Ilmu via virtual. (Sumber : Editing Canva oleh Ariyanto Mohammad Toha)

OKU Timur, Sumsel/130525. Setelah Diklat dalam tajuk ziarah Pendidikan diselenggarakan Disdikbud OKU Timur di Yogyakarta April lalu dengan peserta kepala SD dan SMP baik negeri maupun swasta, kini bersama GSM berbagi dan berkolaborasi di bulan Mei ini melalui #Arisan Ilmu Ngobrol Komunitas GSM OKU Timur dalam Sosial, Emosional Learning & Pembelajaran Penalaran. Wakimin, S.Pd., MM selaku Kepala Disdikbud OKU Timur tampak membuka acara yang dimoderatori Rosi Nuraini, S.Pd Pegiat Komunitas GSM Sleman yang juga berdinas di SDN Gambiranom Depok Sleman. Narator 2 Bambang Rinawan, S.Pd.SD yang seorang Kepala SD N Margodadi BMR OKU Timur, dan narator 3 Yuliana, M.Pd juga berdinas sebagai Kepala SDN 02 Mengulak Kec. Madang Suku I OKU Timur diberikan kesmepatan oleh moderator untuk mengulas mencalam tentang apa yang dipikirkan ttg GSM sebelum tiba di Jogja, apa yang dirasakan ketika melihat dinamika GSM di Jogja bersama Pak Rizal & tim ?, dan apa yang sudah diACTIONkan di OKU TIMUR selepas dari Jogja ?.

Berikut kutipan Yuliana dan Bambang pasca ziarah Pendidikan yang juga diklat GSM di Yogyakarta April lalu. "Assalamualaikum, ini refleksi saya setelah berGSM ria di Jogjakarta. Sebelum saya pergi ke Jogja, saya hanya mengenal GSM hanya sekedar sebuah gerakan  yang bertujuan untuk membuat suatu sekolah menjadi menyenangkan tanpa saya tahu esensi dari gerakan tersebut.

ketika saya mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan di Jogja dan saya melihat paparan dari pak Rizal yang sangat luar biasa di mana beliau menjelaskan tentang Ki Hajar Dewantara di luar pengetahuan yang saya dapati selama ini. Pak Rizal pun memaparkan data-data   tentang pendidikan yang ada di Indonesia yang membuat saya terkejut di mana Pendidikan Indonesia jauh Tertinggal dari pendidikan di negara-negara lain. Paparan dari Bu Novi juga memotivasi saya apalagi tentang ruang ketiga di dalam gerakan sekolah menyenangkan itu sendiri dan juga paparan dari tim GSM yang lain yang membuat saya merasa takjub dan tersentil. Hati saya merasa tersentuh dan merasa mendapat angin segar sehingga saya pun berkomitmen untuk merubah dan memulai dari diri saya terlebih dahulu." Ungkap Yuliana.

"Setelah saya kembali ke Oku Timur saya pun mensosialisasikan gerakan sekolah menyenangkan ke sekolah saya dan juga ke teman-teman saya, sesuai dengan komitmen saya tadi saya pun memulai GSM itu dari diri saya sendiri dengan cara saya lebih memaksimalkan dialog kolaborasi dengan guru-guru dan juga siswa-siswa. Saya dan Guru harus mengenali potensi karakteristik siswa seperti apa dan juga kebutuhannya seperti apa sehingga kesadaran diri dan penalaran diri siswa bisa terbangun lewat pembelajaran yang menyenangkan melalui GSM ini, sesuai dengan filosofi GSM yaitu memanusiakan manusia." Pungkas Yuliana dari OKUT.

"Assalamu'alaikum wr.wb. Tulisan ini adalah sebuah refleksi hati yang saya rasakan, terkait pelatihan GSM di Jogja. Sebelum sampai di jogja, saya berfikir ah ini pelatihan biasa saja.seperti pada umumnya yang kadang-kadang hanya sebatas ceremony dan penuh formalitas. Hingga dalam benak saya ya hanya yang penting bisa refresing atau jalan jalan saja."tulis Bambang.

"Tetapi saat dikenalkan dengan sebuah Gerakan Sekolah Menyenangkan yang digagas oleh Bapak Dr. Rizal, dan merasakan dinamika GSM di jogja bersama tim itu, saya benar-benar tercengang dan tersadar, saya  seperti terbangun dari tidur. Ketika pelan pelan dibuka aura egoisme pendidikan yang kami lakukan selama ini dengan narasi narasi hebat dari Pak Dr. Rizal dan tim, dengan lugas dan real, seperti "kita harus memanusiakan manusia", kemudian dipantik dengan kisah kisah inspiratif,mata saya mulai berkaca kaca, kemudian tak terasa meneteslah air mata, dada semakin penuh dengan penyesalan di masa lalu, dan akhirnya saya tak kuasa menahan tangis dan tak mampu berkata-kata. Hati bergetar, Ya Allah...ampuni hambamu..apa yang harus hamba pertanggungjawabkan di hadapanMu kelak? ternyata selama ini saya belum menjadi guru. Ternyata saya belum mewarisi Ki Hajar Dewantara yang sederhana tapi penuh pengorbanan. Selama ini saya sebagai guru kurang bersyukur, hanya bisa menuntut hak, saya tidak peduli apakah murid saya bisa atau tidak, senang atau sedih, yang penting saya mengajar pergi pagi pulang siang, di mana mulianya saya sebagai guru? Apakah ini pahlawan tanpa tanda jasa? Tidaak!!! saya belum menjadi guru, saya belum berkorban untuk anak didik saya.saya belum mendidik dengan hati, saya belum....belum...belum...Ahh."ucapnya.

"Akhirnya dengan menunduk dan merasa bersalah, bismillah kemudian hati saya berjanji, ingin menghapus kesalahan masalalu dan mengganti dengan lembaran-lembaran baru yang penuh makna. Alhamdulillah,GSM di jogja telah menyalakan arang perubahan hati dan pikiran serta rasa, untuk tetap hidup dan sebagai pemantik bagi arang yang lain di OKU Timur. Alhamdulillah sepulang dari Jogja saya membawa oleh-oleh ruh GSM yang lebih manis dari bakpia pathok, lebih ramah dari jalanan Malioboro, dan lebih  indah dari Heha skyway, mulailah saya menerapkan GSM ini, dan mengajak teman- teman guru latihan tersenyum dan berbagi cerita,dialog bersama bermain bersama, dengan keikhlasan dan kesadaran diri penuh, serta merubah paradigma. Walau belum semuanya menyambut baik saya akan tetap bersabar. Saya yakin  kebenaran suatu saat akan muncul sebagai pemenang. Terimakasih, Salam bahagia Wassalamu'alaikum wrwb, OKU Timur 13 Mei 2025." Lanjutnya.

Setelahnya, Toha panggilan akrabnya memberikan prolog dengan menampilkan emoji apa yang sesuai dengan perasaan peserta malam itu. Demikian jawaban para peserta. Kebanyakan peserta memilih angka 2, beberapa 5, 6, dan 8. Dalam zoom itu, peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan alasannya memilih emoji itu. Pemantik kedua, Toha melatih peserta untuk mengenali diri dengan menuliskan pada kolom chat atau rise hand dengan melanjutkan sebuah kalimat yang tersusun dari kata "Saya adalah orang ya.....". Tidak hanya itu, Toha panggilan akrabnya juga masih mengajukan beberapa pemantik ke peserta antara lain : "Apa yang ibu bapak lakukan di saat hari pertama KBM setelah lama liburan ?, Apa yang ibu bapak lakukan saat ada anak yang terlambat masuk kelas ?, Apa yang ibu bapak lakukan saat kelas tidak kondusif ?." tanya Toha ke peserta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun