Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneguhkan Kembali Gotong Royong Pancasila

13 Januari 2020   06:24 Diperbarui: 17 Juni 2021   06:43 3532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meneguhkan Kembali Gotong Royong Pancasila (sumber: radarutara.id)

"Banyak yang tidak lagi mengenal dan memahami norma-norma Pancasila sehingga mudah terpengaruh ideologi lain"

Mengawali tahun 2020, masyarakat ibu kota Jakarta dan daerah-daerah di sekitarnya dihadapkan pada musibah banjir yang besar. Hujan lebat yang tercurah sepanjang hari membuat air meluap dan membanjiri banyak kawasan. 

Siap tidak siap, musibah yang datang tersebut mesti dihadapi masyarakat dengan tabah dan sabar serta bersama-sama bergotong royong meringankan beban yang terkena musibah.

Kata gotong royong sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti memikul (gotong) dan secara bersama-sama (royong). Sehingga gotong royong ini dapat diartikan dengan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan tertentu yang menyangkut kegiatan bersama.

Baca juga : Eksistensi Pancasila Diera Kebebasan Publik Dewasa Ini

Dalam musibah banjir yang terjadi di awal tahun, terlihat semangat gotong royong masyarakat dalam menolong korban banjir muncul ke permukaan. 

Tanpa menunggu bantuan dari Pemerintah, secara spontan masyarakat melakukan kerja gotong royong dengan turun  langsung ke berbagai lokasi banjir antara lain guna membantu para korban mengungsi, menyiapkan penampungan, memberikan bantuan pangan, memberikan pengobatan dan lainnya.

Sejalan kemajuan teknologi informasi, gotong royong tidak hanya dilakukan di lokasi bencana tetapi juga di dunia maya. Netizen bergotongroyong dengan antara lain saling bertukar informasi mengenai lokasi banjir agar warga bisa bersiap menghadapinya ataupun melakukan penggalangan bantuan secara online dan kemudian menyalurkannya ke anggota masyarakat yang terkena musibah.

Hanya saja berbeda dengan gotong royong di dunia nyata yang terasa sekali semangat kekeluargaannya, gotong royong di dunia maya justru disertai perang antarbuzzer. 

Para buzzer memanfaatkan musibah banjir untuk menuding bahwa penyelenggara negara kurang cakap mengelola bencana, terutama kepada penyelenggara negara yang berasal dari lawan politiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun