Mohon tunggu...
Rahma Dini
Rahma Dini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Sultan Syarif Kasim Riau fakultas Pertanian dan Peternakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pancasila Diera Kebebasan Publik Dewasa Ini

12 Juni 2021   12:13 Diperbarui: 12 Juni 2021   12:35 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persoalan yang sangat besar dihadapi bangsa dan negara hingga sekarang ialah pembudayaan dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang tidak berjalan efektif dan mendasar. Karena itulah Pancasila tidak dapat muncul dalam wujud perilaku nyata dari warga negara. Pancasila hanyalah sebatas tema dan semboyan semata-mata.Bagaimanakah kita mampu melahirkan dan mengembangkan semangat dan ideologi kebangsaan, jika aktualisasi nilai-nilai Pancasila itu kandas dan dangkal? Penulis memiliki dan meng-usulkan paradigma baru yaitu semangat dan ideologi kebangsaan itu akan lahir dan berkembang jika Jatidiri Bangsa telah ber-semayam di hati seluruh bangsa Indonesia. Semangat dan ideologi kebangsaan tidak dapat dilahirkan dan dikembangkan dengan cara-cara kekerasan, melainkan harus dengan membangkitkan ”kesadaran yang dalam”. Dalam kajian kita selama ini warga masyarakat Indonesia kurang percaya dan meyakini akan kedudukan semangat dan ideologi kebangsaan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Akhirnya semangat mencintai dan setia kepada bangsa dan negara sendiri menjadi lemah.Berbagai tindak kejahatan yang merusak telah berkembang untuk menghancurkanbangsa.dan negara dari dalam seperti berkembangnya tindakan korupsi yang sangat luas. Semangat dan ideologi kebangsaan sebenarnya dapat menjadi kekuatan bangsa dan negara untuk melawan ”intervensi kekuatan asing” serta menjadi kekuatan untuk membangun semangat kemandirian yang kokoh. China, India dan Brazil telah berhasil mengembangkan semangat dan ideologi kebangsaan untuk mem-bangun kemandirian bangsa. Berbagai kondisi, realita, dan perilaku warga negara yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Ada pengamat yang mengatakan bahwa yang telah diamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lebih dari 10% dari seluruh nilai yang ada dalam Pancasila.Jika demikian maka kita menjadi sangat prihatin karena sekitar 90% nilai-nilai dalam Pancasila tidak dapat diaktualisasikan. Keterbatasan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan gagalnya pembangunan nasional mencapai tujuan-tujuan nasional sebagai-mana ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945, telah menjadi hambatan besar untuk membangun semangat dan ideologi ke-bangsaan Indonesia. Banyak warga negara miskin yang berkata bahwa mereka tidak mencintai bangsa dan negara sendiri karena mereka menghadapi kehidupan yang penuh masalah dan ber-kualitas rendah.
2. 2.Eksistensi Pancasila di era Global Kondisi Pancasila di era globalisasi sangatlah terkontaminasi dari adanya berbagai macam aspek yang membuat Pancasila tersebut menjadi tidak seperti yang seharusnya. Dilihat dari melencengnya nilai-nilai Pancasila yang selama ini telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa ini, sebagai contoh ialah terjadinya dis-integrasi bangsa yang telah jelas-jelas melanggar sila ke-3 yaitu persatuan Indonesia, atau masih banyak yang lainnya. Dan jika dilihat lagi dari berbagai aspek masalah yang sedang dihadapi bangsa indonesia, kita seharusnya kembali menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tersebut. Karena pancasilalah yang merupakan pondasi bangsa indonesia untuk menghadapi bebagai masalah khususnya di era global seperti saat ini, yang membuat rentan sekali nilai-nilai pancasila tersebut memudar dikarenakan perubahan zaman oleh adanya globalisasi. Seharusnya Pancasila sanggup menjawab berbagai tantangan di era globalisasi, karena dari implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup maka bangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan sense of pride atas Pancasila. Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu ideologi tetap eksis. Pertama adalah jumlah penganut atau pengikut. Semakin banyak pengikut dari suatu ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin kuat. Pancasila merupakan ideologi yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia.Secara konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah sepanjang masih ada pengikut yang memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa besar pengikut tersebut mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya.Semakin kuat kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi ideologi tersebut.Sebaliknya, walaupun banyak pengikut, tetapi apabila pengikut tersebut sudah tidak menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya, maka ideologi dikatakan lemah. Posisi pancasila di era globalisasi sangat rawan terhadap gangguan.Secara formal, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka.Namun di tataran aplikatif, prilaku masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai.Secara tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila.Salah satu alasan pancasila masih tetap eksis adalah karena pancasila digali dari nilai-nilai yang ada di masyarakat seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.Ada atau tidak adanya Pancasila, nilai-nilai tersebut memang sudah ada di masyarakat sehingga tetap berlaku di masyarakat. Jika masyarakat melaksanakan nilai dan norma yang berkembang, secara otomatis masyarakat juga mengamalkan Pancasila. Sebagai contoh ketika umat islam beribadah. Dasar mereka melakukan ibadah adalah ketaatan terhadap ajaran agama, bukan karena Pancasila.Namun melaksanakan ibadah secara tidak langsung mengamalkan sila pertama Pancasila. Demikian pula dengan sila-sila yang lain, masyarakat pada dasarnya tidak mengamalkan pancasila secara langsung.
3. Mereka hanya mengikuti tata nilai dan hukum adat masing-masing. Tetapi karena nilai-nilai itu terangkum dalam Pancasila, maka secara tidak langsung masyarakat juga menjalankan pancasila. Dengan demikian eksis dan tidaknya Pancasila di era global sangat tergantung dari nilai-nilai masyarakat. Jika nilai-nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka Pancasila juga akan terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar kemungkinan Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisasi mampu menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang baru, maka besar kemungkinan Eksistensi pancasila akan runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan ideologi sekaligus sebagai benteng diri dan filterisasi terhada 3.Nilai-nilai Pancasila Dalam Menjawab Tantangan Reformasi dan Globalisasi Dunia kini tengah mengalami perubahan drastis dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai. Perubahan wajah dunia telah membawa pengaruh bagi perubahan sosial di Tanah Air. Perubahan sosial yang terjadi tentu tak bisa dipandang sebelah mata mengingat perubahan tersebut mengandung kekuatan dan dinamika yang menyangkut nilai, sikap, dan tingkah laku bangsa dan rakyat Indonesia.Bagi bangsa dan rakyat Indonesia yang membangun bangsa dan negara dengan kekuatan dan kepribadian sendiri, perubahan sosial tak berarti westernisasi atau kebarat-baratan. Seyogianya, perubahan sosial yang terjadi dipandang sebagai upaya bangsa untuk mengembangkan kepribadiannya sendiri melalui penyesuaian dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat modern. Atau dengan kata lain, dengan kepribadiannya sendiri, bangsa dan negara Indonesia berani menyongsong dan memandang pergaulan dunia. Kini, mau tak mau dan suka tak suka, bangsa Indonesia harus hidup dan berada di antara pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi, harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di tengah-tengah pergaulan dunia.p nilai-nilai yang masuk sebagai dampak dari globalisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun