Sistem Penyediaan Air Minum Dana Alokasi Khusus (SPAM DAK) adalah sistem dan infrastruktur untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat yang dananya berasal dari pemerintah pusat.
Warga yang tinggal di desa ini tentunya mendapat air bersih yang berlimpah dari Gunung Merbabu, pikirku.
Ketika memasuki pertigaan, ada dua opsi trek yang bisa kami pilih untuk menuju ke Pos 1. Kalau jalan lurus berarti memutar agak jauh, sedangkan belok kiri lewat depan makam yang konon pernah ada cerita horornya.
Pak Bambang menyarankan kami lewat depan makam biar lebih cepat. Di area depan makam, hanya suasana gelap dan hening yang bisa saya rasakan. Tak ada yang lain.Â
Di dekat makam, ada patok dengan tulisan HM 0. Dan kami akan menjumpai banyak patok lagi di sepanjang pendakian sampai ke puncak Gunung Merbabu.
HM (hektometer) adalah satuan panjang dalam sistem metrik. HM 1 setara dengan 100 meter. Puncak Gunung Merbabu pada HM 52.
Patok HM di Gunung Merbabu berwarna putih atau cerah yang bisa memantulkan cahaya senter di malam hari yang berfungsi membantu navigasi dan keamanan pendaki.
Patok HM 0, juga menandakan bahwa kami sudah memasuki area Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb).
Sekitar pukul 11:23, kami sampai di Pos 1 Telaga Arum yang memiliki ketinggian 2.117 Mdpl. Cukup lama kami berhenti beristirahat di gazebo kayu yang ada disitu.
Setelah cukup beristirahat di Pos 1, kami pun melanjutkan pendakian lagi. Dari Pos 1 menuju ke Pos 2 dideskripsikan sebagai jalur yang berat pada pendakian Gunung Merbabu via Wekas. Dari HM 12 hingga HM 20 kami akan melalui trek terjal tanpa henti, kata pak Bambang (46) yang hobi mendaki gunungnya dimulai sejak SMA.
Dalam perjalanan menuju ke Pos 2, stamina dan mental kami benar-benar diuji. Kami melalui trek tanah terjal dengan sebagian akar pohon plus beban carrier yang kami bawa melawan gravitasi bumi. Tidak ada bonus jalan landai sejauh 800 meter.