Tawa mereka mereda saat pramusaji menghidangkan pesanan. Makanan yang dipesan sangat sederhana, yakni lalapan ayam, dan ada yang memesan lalapan lele dengan es teh atau es jeruk sebagai minumannya. Tapi makanan bukanlah tujuan utama, melainkan kehangatan reuni.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, gema adzan maghrib berkumandang, semuanya melepas dahaga dengan nikmatnya minuman dingin yang dipesan. Hening dan tenang, adalah suasana dari santap hidangan buka puasa.
Satu per satu dari circle ini yang menghabiskan hidangannya, piring disusun dengan rapi di tengah meja, hingga semuanya telah selesai dengan menu yang dipesan.
"Kalian mau tarawih?" tanya Raki.
"Santai wes, Aku bisa tarawih sama Mas." Jawab Ana sembari mengibaskan tangan kanannya.
"Iya Aku juga, kalo Mas ga capek, hehe." Jawab Fafa, isteri Faris.
"Kalo Kamu Zak?" tanya Chika.
"Eh, Aku...."
"Ya ga kira tarawih lah...." Faris menyambar jawaban Zaka yang canggung. Tawa mereka pecah kembali.
Lama semuanya berbincang dan bergurau, dan saling berpamitan tepat pada jam 19.45. Satu per satu bersalaman sebagai tanda perpisahan, kecuali yang berpasangan. Satu per satu bertolak pulang, begitu dengan Raki yang masih harus mengantar Chika pulang.
"Kamu udah berapa kali bukber?"