Mohon tunggu...
Ario Rafni Kusairi
Ario Rafni Kusairi Mohon Tunggu... Supir - Manusia

Kaum Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sunyi dalam Ramai

25 Maret 2024   17:36 Diperbarui: 25 Maret 2024   17:48 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tawa mereka mereda saat pramusaji menghidangkan pesanan. Makanan yang dipesan sangat sederhana, yakni lalapan ayam, dan ada yang memesan lalapan lele dengan es teh atau es jeruk sebagai minumannya. Tapi makanan bukanlah tujuan utama, melainkan kehangatan reuni.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, gema adzan maghrib berkumandang, semuanya melepas dahaga dengan nikmatnya minuman dingin yang dipesan. Hening dan tenang, adalah suasana dari santap hidangan buka puasa.

Satu per satu dari circle ini yang menghabiskan hidangannya, piring disusun dengan rapi di tengah meja, hingga semuanya telah selesai dengan menu yang dipesan.

"Kalian mau tarawih?" tanya Raki.

"Santai wes, Aku bisa tarawih sama Mas." Jawab Ana sembari mengibaskan tangan kanannya.

"Iya Aku juga, kalo Mas ga capek, hehe." Jawab Fafa, isteri Faris.


"Kalo Kamu Zak?" tanya Chika.

"Eh, Aku...."

"Ya ga kira tarawih lah...." Faris menyambar jawaban Zaka yang canggung. Tawa mereka pecah kembali.

Lama semuanya berbincang dan bergurau, dan saling berpamitan tepat pada jam 19.45. Satu per satu bersalaman sebagai tanda perpisahan, kecuali yang berpasangan. Satu per satu bertolak pulang, begitu dengan Raki yang masih harus mengantar Chika pulang.

"Kamu udah berapa kali bukber?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun