Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Gestapu, Rencana Pendaulatan Berubah Jadi Pesta Pembantaian?

28 September 2020   07:27 Diperbarui: 28 September 2020   07:38 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum memulai menulis, saya akan menggunakan istilah Gestapu daripada G30S/PKI. Mengapa? Tidak ada alasan khusus apalagi alasan politik. Tidak! Saya memilih istilah Gestapu karena lebih mudah diketik saja. Oke clear, ya?

Baik saya mulai remeh-temeh kali ini.
Kisah di balik pengganyangan PKI pasca Gestapu masih selalu menyimpan banyak pertanyaan. Pertanyaan siapa dalang di balik tragedi genosida ini masih belum menemukan jawaban yang kuat. Meskipun serangkaian kesaksian dari para ahli telah menunjukkan keterbukaan sejarah yang menjawab kegelisahan tersebut.

Menurut sejarah versi ORBA, partai terbesar ketiga di dunia itu telah melakukan kudeta terhadap pemerintahan Indonesia. Sehingga harus dibubarkan dengan pemberangusan hingga ke akar-akarnya--sampai rakyat di bawah yang tidak tahu-menahu urusan politik 'di atas' ikut diberantas.

Di samping sejarah versi pemerintah yang seakan menjadikan PKI sebagai 'kambing hitam', terdapat pula banyak penelitian akademik yang mengungkap fakta berbeda. Berbagai versi sejarah muncul untuk menganalisis kembali kisah pembantaian kepada jutaan rakyat yang 'dianggap' komunis tersebut.

Salah satu fakta sejarah berhasil diungkap oleh Profesor Salim Said, yang menulis desertasi gelar doktornya tentang 'Peran Politik Militer Indonesia pada Periode Revolusi Kemerdekaan'. Ia menyebutkan rencana awal penculikan para jenderal sebenarnya adalah untuk pendaulatan, bukan untuk pembantaian.

Lantas bagaimana bisa rencana pendaulatan--yang digagas Soekarno dan didukung Biro Khusus PKI--itu kemudian berubah menjadi pesta pembantaian para jenderal?

Ah, benarkan Soekarno terlibat dalam Gestapu??!

Tradisi Pendaulatan
Nah, aksi Gestapu diawali dengan penculikan para jenderal dari kediamannya. Mari sejenak kita menyegarkan ingatan untuk kembali kepada tradisi daulat, mendaulat dan pendaulatan yang pada saat Revolusi sering muncul dalam bentuk penculikan.

Kisah yang paling menonjol untuk diingat adalah peristiwa Rengasdengklok menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945. Kedua pemimpin Indonesia saat itu Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda Jakarta mendesak untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Kedua pemimpin itu dibawa dengan setengah dipaksa oleh para pemuda ke Rengas Dengklok (Jawa Barat) untuk didaulat mengumumkan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun