Arina Nur Dalylah
12405051050139
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam
muru'ah, menurut Syekh Imam Mawardi dalam Adab Ad-Dunya wad-Din, memiliki pengertian:
"Muru'ah adalah menjaga tingkah laku hingga tetap berada pada keadaan yang paling utama, supaya tidak melahirkan keburukan secara sengaja dan tidak berhak mendapat cacian." Lebih lengkap,
menurut Mausu'ah Fiqh al-Qulub, muru'ah adalah:
"Mengerjakan segenap akhlak baik dan menjauhi segenap akhlak buruk; menerapkan semua hal yang akan menghiasi dan memperindah kepribadian, serta meninggalkan semua yang akan mengotori dan menodainya."
      Mengapa menjaga kehormatan ini disebut muru'ah?
Karena dengan kita menjaga sikap, akhlak, perbuatan, tingkah laku, sama saja halnya kita sedang menjaga kehormatan bahkan harga diri kita. Dapat pula ditambahkan bahwa muru'ah (harga diri dan kehormatan) seorang muslim terletak pada sikap iffah, yakni menjaga kepribadian muslim kaffah dengan al-haya, yakni rasa malu yang kuat dalam menjunjung tinggi dalam menjaga kehormatan islam dan kaum muslimin serta kehormatan iman dan orang-orang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. (buku kuliah akhlak tasawuf)
Sedangkan 'iffah menurut Ibnu Maskawaih di dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak, suatu kemampuan yang dimiliki manusia untuk menahan dorongan hawa nafsunya. 'Iffah merupakan keutamaan yang dimiliki manusia ketika ia mampu mengendalikan syahwat dengan akal sehatnya. Dari sifat 'iffah inilah lahir akhlak-akhlak mulia seperti sabar, qana'ah, adil, jujur, dermawan, santun, dan perilaku terpuji lainnya. Sifat 'iffah ini pulalah yang membuat manusia menjadi mulia (izzah). Sekiranya manusia sudah tidak lagi memiliki sifat ini, maka ia tidak ubahnya dia seperti binatang. Karena, ketika seseorang mampu memfungsikan 'iffah-nya, berarti akal sehatnya bekerja dengan baik. (Menjaga Diri-Prof. Dr. H. A. Rusdiana, Drs., MM.)
      Seseorang yang memiliki rasa malu, akan menjaga kehormatan dan harga dirinya. Tidak hanya menjaga sikapnya, tetapi juga dengan perkataannya, pandangannya, serta menjaga kemaluannya. Hati dan seluruh anggota tubuh merupakan nikmat-nikmat Allah yang utama bagi hamba-Nya. Karena apapun yang kita kerjakan didunia pasti akan dimit pertanggung jawabannya kelak diakhirat nanti.
Allah SWT. Berfirman:
"Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS.Al-Isra':36).