Mohon tunggu...
Arimbi Haryas Prabawanti
Arimbi Haryas Prabawanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Behind Arimbihp Photo and Craft

Half Photographer, half a Journalist Tempo.co

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kompyang, Burger Jawa yang Berasal dari Negeri China

20 April 2022   11:43 Diperbarui: 22 April 2022   18:04 2540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses mengoven kompya (20/4/2022), dokpri

Surakarta - Solo belum tidur, para penjual angkringan masih sibuk melayani pembeli, muda-mudi masih asik bersenda di bawah tenda, lampu-lampu pusat kota belum padam, deru mesin kuda besi masih terdengar kencang, pun juga dapur kecil milik laki-laki paruh baya itu masih mengepul.

Ketika yang lain mengakhiri hari dengan sekedar haha-hihi, laki-laki itu baru memulai hari dengan aroma bakaran wijen dan panasnya api di setiap sisi.

Dia tak sendirian, tiga rekannya juga baru datang, ke dapur yang berada di kampung padat penduduk, lengkap dengan handuk dan kaos oblong dan kopi hitam di tangan.

Mereka menyebut laki-laki itu Haryono (52), seorang pembuat kompyang kue tradisional khas Solo yang sudah menggeluti profesinya lebih dari 30 tahun.

Kue tradisional khas Solo berwarna coklat muda, beraroma panggangan lengkap dengan taburan wijen itu sudah akrab bagi Haryono sejak usianya masih 5 tahun.

Pasalnya, ibu dan paman Haryono sebelumnya juga merupakan pembuat kompyang yang cukup dikenal di Kota Solo sejak tahun 1970 an.

Haryono pembuat kompyang (20/4/2022), dokpri
Haryono pembuat kompyang (20/4/2022), dokpri

Meski sudah terkenal, pembuatan kue kompyang milik Haryono tetap menggunakan peralatan tradisional sehingga cita rasanya tidak berubah.

Kue kompyang dibuat menggunakan tungku tanam yang dipanasi menggunakan kayu bakar, berbentuk lingkaran sebesar 4 meter dengan kedalaman 1,5 meter.

Bahkan, untuk mempertahankan rasanya yang otentik, oven yang digunakan tidak bisa sembarangan, ia harus memesannya sendiri ke salah satu pengrajin di daerah Pedan Klaten.

Tak hanya alat pembuatan, hingga saat ini, Haryono juga masih mempertahankan cara tradisional untuk membuat kompyang agar tidak mengubah ciri khasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun