Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gedebog Pisang dalam Pertunjukan Wayang

14 Juli 2023   20:55 Diperbarui: 14 Juli 2023   21:06 2496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan wayang kulit (Dokpri)

Wayang. Lakon mulai dimainkan. Setiap peran menggelar makna. Sang datang terus mengulang dan menceritakan beragam peristiwa kehidupan puluhan wayang. Wayang-wayang diam dan menurut sang dalang. 

Waktu semakin malam. Suara gamelan mulai menggelegar. Sinden menyanyikan begitu nyaring dalam bahasa yang sebagian besar penonton mulai tak memahami. Cahaya redup dihadapan sang dalang memuji lakon yang akan terus dimainkan. Wayang-wayang kulit yang ditata berjajar dalam serangkaian kerapian penanda kehidupan; ada kebaikan dan ada kejahatan. 

Wayang-wayang begitu kokoh dalam sebatang batang pisang yang sengaja dipilih untuk watak-watak wayang dimainkan. Dalam kesenian wayang, batang pisang yang dalam bahasa Jawa disebut debog atau gedebog atau debogan pisang merupakan properti pertunjukan yang harus ada. Bahkan tidak sembarangan batang pisang bisa digunakan. 

Batang Pisang Kluthuk atau Pisang Batu biasanya dipilih untuk menancapkan wayang-wayang itu. Keduanya dianggap begitu kuat untuk mempertahan wayang-wayang kulit itu berdiri dengan kokoh. 


Batang pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang dipasang di bawah kelir atau layar putih. Di bawah kelir di depan dalang dipasang dua debog atau batang pohon pisang berjajar namun beda ketinggian. Debog yang dipasang berbatasan langsung dengan palemahan disebut debog palenggahan, atau debog ndhuwur, sedangkan yang dipasang sedikit lebih rendah dari debog palenggahan, disebut debog paseban atau debog ngisor. (1)

Debog paseban ini akan berbatasan langsung dengan bibir kothak atau kendhaga di sisi kiri dalang. Dalam pemasangan debog palenggahan diusahakan sekitar bawah bahu dalang, sehingga batas atas palemahan kurang lebih sebahu dalang, agar memudahkan dalam olah sabetan atau memainkan wayang. (1)

Kehadiran gedebog pisang menjadi kekuatan setiap wayang mengambil peran sekaligus memperindah setiap pertunjukan. Karena batang pisang yang kokoh diletakkan di depan sang dalang selalu menggenapi pertunjukan.

Di kanan dan kiri sejajar sejalur dengan debog ndhuwur atau palenggahan, dipasang debog lagi untuk kebutuhan menancapkan memajang wayang simpingan kanan dan kiri. Debog untuk simpingan ini menyesuaikan dengan jumlah wayang yang akan disimping. Untuk pagelaran lumrah, cukup menggunakan empat batang debog, dengan rincian 1 debog palenggahan, 1 debog paseban, 1 debog simpingan kanan dan 1 debog simpingan kiri.  (1)

Batang pisang adalah kehidupan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun