Roda-roda berjalan
Bergontai menggulung nasib
Mengantar sekian juta manusia
Pulang tanpa tujuan
Kembali tanpa harapan
Segalanya menuntut irama
Tak sama termakan duka
Karena di rumah
Cinta dalam sapa nestapa
Kereta ini mengantarku
Pulang tanpa tujuan
Meski di sana wajah pujaan
Merenda kenangan
Hilang dan terus melayang
Aku sendiri
Terdesak
Tertunduk
Terdiam
Sampai stasiun itu
Tak berujung
Wanita muda tak menyerah. Dalam napas setengah perjalanan belum usai puisi nan sempurna. Ketegaran tergambar dalam seraut wajah, dalam besutan warna tak berbekas. Semua tetap berjalan. Wanita itu tetap diam. Sementara laki-laki lain mulai tak kuasa menahan kantuk menata. Wanita itu tetap terjaga, terus terjaga, sampai usia waktu menjelma.Â
Kini wanita itu tetap terdiam di antara laki-laki yang menutup matanya.Â