Badan kecil, kerempeng dengan baju lusuh dan luka menganga di dengkul itu terlihat pelan-pelan bergerak. Tangan mulai diangkat tinggi -tinggi. Secepat kilat tangak bergerak dan pemukul itu benar-benar mengenai tengah gong. Gong itu berbunyi dengan begitu keras. Tangah diayunkan kembali. Gong itu pun bergetar dan berbunyi lagi. Tangan digerakkan kembali dan gong kembali dipukul sekuat tenaga.Â
Tiga kali gong itu berbunyi, begitu keras.Â
Siang itu manusia-manusia yang lalu lalang tiba-tiba terhenti. Pekerja-pekerja terdiam. Sepeda terhenti. Motor terhenti. Mobil terhenti. Stasiun terhenti. Semua diam, tanpa gerakan. Tidak pernah terjadi di siang hari, gong itu berbunyi tiga kali.Â
Laki-laki itu tiba-tiba tertunduk lesu, tak berdaya. Tepat pukul dua belas siang, lelaki itu tiada. Hidupnya menjadi pertanda, bahwa setiap peristiwa selalu membawa makna.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI