Menghadirkan  pertunjukan seni karawitan memang bukan hal mudah, apalagi di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Kehadiran seni gamelan tidak semenarik dengan seni-seni yang lain, misalnya musik rock, musik dangdut, atau EDM (electronic music dance). Sebuah tantangan berat untuk mengenalkan seni karawitan agar disukai generasi muda. Tidak salah, jika beberapa sekolah di Jakarta yang mulai menghadirkan seni ini juga mengalami kesulitan untuk menarik minat anak muda Jakarta.Â
Namun, peran sekolah untuk terus-menerus menghadirkan dan mengenalkan seni karawitan tidak boleh terhenti. Â Sekolah harus menjadi pusat pengenalan budaya bangsa. Sekolah harus menjadi pusat pengenalan warisan budaya bangsa. Sekolah harus berani menantang zaman agar budaya bangsa tidak punah dan tinggal cerita sejarah saja. Jangan sampai apa yang kita punya, warisan budaya ini pada akhirnya akan diakui oleh bangsa lain.Â
Kanilaras; dari Kanisius untuk Budaya Bangsa
Menikmati suara-suara gemelan di tengah hiruk pikuk Jakarta seperti menikmati alunan keindahan kehidupan. Mungin saja generasi muda belum terbiasa. Maka, sebagai salah satru usaha untuk mengenalkan sekaligus menghadirkan seni karawitan di Jakarta, sebuah komunitas seni karawitan hadir di Kolese Kanisius, Jakarta. Kanilaras, sebuah komunitas pecinta, pemain gamelan yang terdiri dari guru-guru dan murid Kolese Kanisius hadir untuk menjawab tantangan. Kanilaras hadir untuk ambil bagian dalam menjaga warisan budaya bangsa. Â
Dalam berbagai acara di Kolese Kanisius, seni gamelan ditampilkan. Kolaborasi guru-guru dan murid hadir menjadi bagian dari acara-acara besar sekolah. Pertunjukan Kanilaras menjadi sebuah wisata hati dan rasa nan menyentuh kalbu, menghadirkan identitas sejati bangsa. Maka, saat-saat istimewa di Kolese Kanisius selalu ditampilkan seni karawitan Kanilaras; perayaan hari jadi Kolese Kanisius, perayaan hari kemerdekaan, perayaan syukur, perayaan tahun baru dan acara istimewa lainnya. Tampilan yang dihadirkannya membawa pada sebuah suasana nan santai, rileks dan penuh kemendalaman.Â
Sayang, tidak banyak generasi muda yang tertarik dengan seni karawitan. Meskipun begitu, adanya ekstrakurikuler seni karawitan di Kolese Kanisius dan sekolah-sekolah lain setidaknya akan semakin memicu lahirnya generasi baru yang peduli pada kekayaan bangsa. Sekolah adalah pusat pengembangan budaya bangsa.Â