Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Mencintai Budaya ala Kanilaras

14 Januari 2023   21:38 Diperbarui: 22 Januari 2023   14:09 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga warisan budaya bangsa (dok. Kanilaras)

Sebagai sebuah bagian dari seni musik, pertunjukan seni karawitan dengan alunan gamelan selalu menandai setiap peristiwa menjadi istimewa. Kehadirannya menyejukkan siapapun yang mendengar. Bukan hanya bagi si pemain, tetapi semua yang hadir ikut menjadi bagian dari sebuah pertunjukkan.   

Kalau di Yogya, begitu banyak masyarakat yang menyukai seni karawitan dan memainkan gamelan dalam berbagai sanggar kesenian sudah menjadi peristiwa dan aktivitas biasa. Kalau di Solo, mempertunjukkan seni karawitan untuk berbagai acara sakral dan istimewa itu pun juga setiap saat  kita dengarkan. Pertunjukan seni karawitan menjadi tontonan yang membuktikan bahwa kesenian tradisional ini adalah pertunjukan kelas premium dan istimewa. 

Pengakuan Dunia

Bahkan berbagai sekolah di Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta, Bali dan beberapa daerah di Jawa  menjadikan seni karawitan ini sebagai salah satu jurusan. Hampir 22 Sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia menjadikan seni karawitan  sebagai salah satu jurusan andalan, meski peminat tidak membludak. 

Seni ini semakin populer  karena didalam adalah gambaran budaya adiluhur bangsa. Bahkan alat musik gamelan telah ditetapkan sebagai Sarisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage) oleh United Nations Educational, Science and Cultural Organization (UNESCO) dalam sidang UNESCO di Paris, 15 Desember 2021.  

Seni karawitan menyusul  Wayang, Keris, Batik, Pendidikan dan Pelatihan Membatik, Angklung, Tari Saman, Noken, Tiga Genre tari Bali, Kapal Pinisi, Tradisi Pencak Silat dan Pantun yang sebelumnya telah diakui sebagai warisan dunia. 

Sebagai salah satu warisan dunia, ternyata seni karawitan ini juga menarik berbagai sekolah dan universitas di luar negeri untuk mempelajari, misalnya The University of Melbourne, Australia yang menjadikan gamelan Jawa Tengah sebagai mata kuliah. Bahkan The University of Sydney, Australia, juga menjadikan mata kuliah dan diajarkan selama 2 jam per minggu, 1.  

Komunitas Kanilaras Kolese Kanisius (dok. Kanilaras)
Komunitas Kanilaras Kolese Kanisius (dok. Kanilaras)

Mencintai Budaya Bangsa

Seni karawitan memang bukan lagi menjadi milik Indonesia. Dunia telah menganggapnya sebagai warisan budaya dunia dan harus terus dilestarikan. Jka dunia berusaha untuk mempelajari, mengagumi, dan mewariskan kembali kepada anak cucuk kita, apakah kita sebagai bangsa Indonesia akan melakukan hal yang sama. Jangan-jangan sebagai warisan dunia, kita tidak akan mampu lagi memainkan dan menjadikannya sebagai identitas masa lalu.

Menghadirkan  pertunjukan seni karawitan memang bukan hal mudah, apalagi di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Kehadiran seni gamelan tidak semenarik dengan seni-seni yang lain, misalnya musik rock, musik dangdut, atau EDM (electronic music dance). Sebuah tantangan berat untuk mengenalkan seni karawitan agar disukai generasi muda. Tidak salah, jika beberapa sekolah di Jakarta yang mulai menghadirkan seni ini juga mengalami kesulitan untuk menarik minat anak muda Jakarta. 

Namun, peran sekolah untuk terus-menerus menghadirkan dan mengenalkan seni karawitan tidak boleh terhenti.  Sekolah harus menjadi pusat pengenalan budaya bangsa. Sekolah harus menjadi pusat pengenalan warisan budaya bangsa. Sekolah harus berani menantang zaman agar budaya bangsa tidak punah dan tinggal cerita sejarah saja. Jangan sampai apa yang kita punya, warisan budaya ini pada akhirnya akan diakui oleh bangsa lain. 

Kanilaras bersama jajaran pimpinan sekolah dan yayasan (dok. Kanilaras)
Kanilaras bersama jajaran pimpinan sekolah dan yayasan (dok. Kanilaras)

Kanilaras; dari Kanisius untuk Budaya Bangsa

Menikmati suara-suara gemelan di tengah hiruk pikuk Jakarta seperti menikmati alunan keindahan kehidupan. Mungin saja generasi muda belum terbiasa. Maka, sebagai salah satru usaha untuk mengenalkan sekaligus menghadirkan seni karawitan di Jakarta, sebuah komunitas seni karawitan hadir di Kolese Kanisius, Jakarta. Kanilaras, sebuah komunitas pecinta, pemain gamelan yang terdiri dari guru-guru dan murid Kolese Kanisius hadir untuk menjawab tantangan. Kanilaras hadir untuk ambil bagian dalam menjaga warisan budaya bangsa.  

Dalam berbagai acara di Kolese Kanisius, seni gamelan ditampilkan. Kolaborasi guru-guru dan murid hadir menjadi bagian dari acara-acara besar sekolah. Pertunjukan Kanilaras menjadi sebuah wisata hati dan rasa nan menyentuh kalbu, menghadirkan identitas sejati bangsa. Maka, saat-saat istimewa di Kolese Kanisius selalu ditampilkan seni karawitan Kanilaras; perayaan hari jadi Kolese Kanisius, perayaan hari kemerdekaan, perayaan syukur, perayaan tahun baru dan acara istimewa lainnya. Tampilan yang dihadirkannya membawa pada sebuah suasana nan santai, rileks dan penuh kemendalaman. 

Sayang, tidak banyak generasi muda yang tertarik dengan seni karawitan. Meskipun begitu, adanya ekstrakurikuler seni karawitan di Kolese Kanisius dan sekolah-sekolah lain setidaknya akan semakin memicu lahirnya generasi baru yang peduli pada kekayaan bangsa. Sekolah adalah pusat pengembangan budaya bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun