Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - instagram : @studywithariffamily

Bekerja untuk program Educational Life. Penelitian saya selama beberapa tahun terakhir berpusat pada teknologi dan bisnis skala kecil. Creator Inc (Bentang Pustaka) dan Make Your Story Matter (Gramedia Pustaka) adalah buku yang mengupas soal marketing dan karir di era sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Freakonomic" 2018, Berlari di Jalur Gelinding Bola Salju

23 November 2017   15:51 Diperbarui: 26 November 2017   15:25 4941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.fotolia.com/id/129183379

Harapan mungkin sedikit banyak bisa di sematkan di properti, yang disegala sektor angkanya menunjukkkan perbaikan. Sekalipun belum tajam, namun ini bisa jadi pelipur lara (10). Sebelumnya, kredit perbankan juga banyak di genjot dari properti, itu sebabnya sektor ini sangat diharapkan mengalami perbaikan, terlebih jika melihat data bahwa jumlah hunian di Indonesia masih sangat kurang.

Bagaimana dengan Utang Negara yang melejit?

Kalau angka-angka yang dirilis benar, mungkin kita belum perlu khawatir, karena rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sekitar 28 persen. Jauh dibawah Malaysia (56 persen), Thailand (41,8 persen), dan Filipina (32,6 persen) (11). Selama digunakan untuk yang produktif, dan dilemparkan ke masyarakat agar kondisi di bawah lebih longgar, mestinya ini masih jadi indikator baik. Ingat, PDB kita 60%nya disumbangkan dari konsumsi domestik.

Sementara IHSG yang naik, karena faktor suku bunga acuan bank yang rendah, sehingga investor berpindah, tak ada hal yang baru dari ini, sekalipun seolah tampak menyenangkan. Justru disatu sisi, penurunan daya beli, juga patut di tenggarai dari omzet usaha yang menurun, kalau itu yang terjadi secara rata-rata, termasuk pada perusahaan yang listing di bursa, maka angka kenaikan IHSG hanya karena sektor financial, buat dari sektor real. Perusahaan tergerus omzetnya, namun IHSG naik, dalam jangka panjang, akan terjadi normalisasi. Dan jika itu terjadi, mungkin angkanya tak lagi semenyenangkan sekarang.

Pendulum Pilkada, Piala Dunia Pelipur Lara dan Isu Brexit

Satu hal yang mungkin perlu diantisipasi pada 2018 adalah Pilkada. Mestinya, tidak akan ada tensi yang lebih tinggi daripada Pilpres dan Pilgub Jakarta kemarin. Tapi di tahun ini, isu SARA --yang selama bertahun-tahun hanya laten, kini berhasil membobol tembok yang sudah mengubur mereka dalam-dalam. Ini akan jadi penentuan performa segalanya di Indonesia, sosial jelas, politik dan pastinya ekonomi. Kabar baiknya, pemerintah dan Kominfo, serta pegiat sosial media yang berpikir positif, siap pasang badan untuk meredam.

Yang dapat sedikit mereduksi situasi adalah gelaran Piala Dunia, agar relaksasi dan memberikan ruang untuk bernapas. Serta proses Brexit yang katanya secara teknis akan terjadi di tahun 2018, ini mungkin berpengaruh sedikit pada industri keuangan kita, terutama terkait dengan suku bunga acuan, yang memang secara tidak langsung dikelola mengikuti kebijakan suku bunga di Amerika dan situasi ekonomi di Eropa.

Jadi apa yang bisa kita lihat di tahun 2018?

Pertama, investasi infrastruktur belum akan menghasilkan, belum bisa di nikmati, dan jika pengeluaran infrastruktur masih sama sebagaimana sekarang, dimana pemerintah mengambil dana dari utang, pajak dan subsidi, maka kondisinya bisa memburuk. Namun jika sedikit menahan agresifitas, paling tidak kondisinya masih sama seperti sekarang.

Kedua, akan banyak startup yang rontok. Ini tahun dimana para investor mulai berhitung, harus ada tanda-tanda positif akan rintisan digital tetap bertumbuh.

Ketiga, perbankan akan mengalami perbaikan, properti sedikit tumbuh, kredit macet akan mengalami restrukturisasi, ini awal masa rebound untuk industri keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun