Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aroma Kopiku Lesap Sebelum Dingin

2 Februari 2021   23:28 Diperbarui: 3 Februari 2021   11:11 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aroma Kopiku Lesap Sebelum Dingin

Baru saja diangkat dari tungku, wanginya menyebar memenuhi ruangan. Para tamu antri ingin mencicipi. Bukan, mereka ingin kau merasakan yang pertama

Aku jadi teringat saat membuat SIM, satu persatu nama dipanggil. Duduk di depan cermin, menempelkan ibu jari. Menandai diri
Bukan, aku ingin ibu jarimu lebih dahulu berada di situ

Pada saat hangatnya perlahan memudar
Kopi menjadi kian hambar
Aku, ya! Sekali lagi aku ingin kau yang mencicipi pertama kali
Setelahnya baru mereka
Tak mengapa

Baca Juga Kuping Yang Tertutup....


Di atas meja begitu banyak gelas kecil
Kau bisa pilih suka-suka
Kau begitu acuh
Aku tak marah
Kau,
Mungkin tak enak hati karena banyak yang menanti atau kau ingin mengambilnya paling belakang. Bagian akhir mendapatkan yang terbanyak, bisa saja.

Bukan, kau bukan ingin menyedu kopi. Bahkan ketika dingin.

"Aku paling benci dengan kopimu!" katamu kemudian

Mengapa baru sekarang diucapkan?
Mengapa dahulu aroma kopiku yang begitu kau kagumi?
Atau ada kopi lain yang lebih memikat hatimu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun