Di tengah pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia, program Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu upaya penting untuk menjaga keseimbangan antara jumlah penduduk dan kualitas hidup masyarakat. Tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan angka kelahiran, KB juga berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta mendukung kesejahteraan keluarga. Meskipun program ini memberikan manfaat yang terlihat jelas, namun program ini juga menimbulkan pertanyaan terkait dampak positif dan negatifnya bagi kesehatan masyarakat. Pertanyaan ini muncul karena di satu sisi KB terbukti menekan angka kelahiran dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi di sisi lain, beberapa efek samping medis dan psikologis membuat sebagian masyarakat meragukan efektivitas dari program ini.
Meskipun program Keluarga Berencana telah dijalankan dengan cukup baik dan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk, pemahaman masyarakat tentang program ini masih sering disalahartikan. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh keterbatasan tenaga penyuluh yang berperan memberikan edukasi secara langsung. Padahal, tujuan program KB tidak semata-mata menekan jumlah kelahiran, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara mengatur kelahiran sesuai kondisi ekonomi, meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penggunaan alat kontrasepsi, hingga mencegah pernikahan usia dini.
Keberhasilan KB sebenarnya dapat dilihat dari sejauh mana tujuan-tujuannya dapat direalisasikan dalam masyarakat. Tujuan tersebut meliputi pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta terwujudnya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Namun, keterbatasan tenaga penyuluh dan minimnya edukasi membuat beberapa tujuan tersebut belum sepenuhnya tercapai. Hal ini menegaskan bahwa keberhasilan program KB sangat bergantung pada peran aktif penyuluhan dan pemahaman masyarakat, bukan hanya bergantung pada ketersediaan alat kontrasepsi.
Meskipun kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan terbukti efektif serta praktis, namun penerimaannya di masyarakat masih sering terhambat oleh mitos dan persepsi negatif. Kekhawatiran terkait efek samping, seperti ketidakseimbangan hormon, nyeri haid, atau risiko alat kontrasepsi bergeser, membuat sebagian orang ragu untuk menggunakannya. Informasi yang beredar dari lingkungan sosial, termasuk teman sebaya, sering memperkuat stigma tersebut. Bahkan, dalam beberapa kasus, penolakan dari pasangan juga menjadi faktor yang membatasi kebebasan perempuan dalam menentukan metode kontrasepsi yang sesuai. Di sisi lain, ada pula pengalaman positif dari pengguna yang merasa nyaman setelah mendapat pemahaman yang tepat dari tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi yang tepat dan akurat, serta komunikasi yang profesional berperan penting dalam meluruskan miskonsepsi ini. Oleh karena itu, keberhasilan program KB tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan alat kontrasepsi, tetapi juga oleh bagaimana masyarakat memahami manfaat dan risikonya melalui edukasi, baik kepada perempuan maupun keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program KB tidak hanya ditentukan oleh efektivitas alat kontrasepsi, tetapi juga oleh pemahaman yang benar dari masyarakat. Edukasi yang tepat dan akurat dari tenaga kesehatan serta komunikasi antara keluarga juga memiliki peran penting dalam meluruskan stigma dan persepsi keliru terkait kontrasepsi. Tak hanya itu, keluarga juga harus memberi kebebasan bagi perempuan dalam menentukan pilihan kontrasepsinya. Dengan begitu, manfaat KB dapat dirasakan dengan lebih optimal, tidak hanya untuk mengatur kelahiran, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan kesehatan masyarakat.
KATA KUNCI: Edukasi, KB, Kesehatan, Kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA
Haswinda, H., Adam, A., Alim, A., 2025. PERSEPSI WANITA USIA SUBUR TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI JANGKA PANJANG. Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana (JUFdikes), 7(2), pp. 19-31.
Muaya, T.M., Sampe, S., Kumayas, N., 2023. Efektivitas Program Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dalam Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Minahasa. Journal Governance, 3(1), pp. 1-14.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI