Mohon tunggu...
Arif GilangDwi
Arif GilangDwi Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pamit

7 Agustus 2019   06:44 Diperbarui: 7 Agustus 2019   07:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lembaran Nietzsche yang tebal itu masih belum rampung kubaca

Tentang kematian Tuhan yang disiarkan melalui pengeras suara tempat orang bersujud pada hidupnya itu, aku cukup lega mendengarnya

Tolong bacakan itu pada Bapak, Bu

Biar Bapak lekas mampu berjalan, dan turut menguburkan jasad Tuhan

Dan satu lagi, Bu

Maaf. Aku masih tak percaya pada negara

Semoga Ibu sudi memaklumi

Aku segera pulang !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun