Negeri Tanpa Peta
Di negeri tanpa peta,
jalan selalu macet oleh demo yang tak tentu arah.
Di negeri tanpa kompas,
pemimpin melangkah sambil meraba gelap.
Lalu muncullah komentator,
dengan bibir bising dan akal tipis.
Mereka teriak keras,
tapi isinya kosong,
hanya membuat rakyat makin sesak.
Investor pun lari terbirit,
membawa dolar, membawa pabrik, membawa harapan.
Yang tertinggal hanyalah pengangguran,
dan harga-harga yang naik tanpa ampun.
Jangan-jangan memang begitu maunya?
Kekacauan jadi dagangan,
kerusuhan jadi alat tukar,
krisis jadi pintu masuk tuan-tuan asing.
Oh negeri,
jangan biarkan kami jadi pion catur
dalam permainan yang tak kami mengerti.
Beri kami peta,
beri kami jalan,
beri kami partisipasi,
agar kami tak lagi berdemo buta,
dan tak lagi percaya pada omong kosong belaka.
"Janji di Panggung, Luka di Jalanan"
Di alun-alun kota,
baliho tegak setinggi menara,
wajah-wajah senyum selebar jalan tol,
slogan-slogan gagah berteriak:
"Masa depan cerah bersama kami!"
Tapi di pasar becek,
ibu-ibu masih menawar sayur basi,
anak-anak masih berebut sisa nasi,
dan bapak-bapak masih menganggur
dengan mata kosong menatap pagi.
Janji telah jadi hiburan,
kampanye jadi konser dangdut,
rakyat menari sebentar,
lalu pulang membawa lapar.