Mohon tunggu...
Arifah nurhaliza
Arifah nurhaliza Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa universitas sriwijaya

Membahas ilmu hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Diplomasi Koersif Korea Utara Melalui Nuklir dalam Hubungan Internasional

3 Desember 2021   19:44 Diperbarui: 3 Desember 2021   21:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Program nuklir ini dinilai akan berdampak pada munculnya bencana besar seperti kelaparan, kesengsaraan dan kematian. Di samping membahayakan bagi lingkungan, kesehatan dan kehidupan manusia, nampaknya program nuklir ini juga berpengaruh pada terjadinya kemerosotan ekonomi di sebagian negara kawasan seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea Selatan serta beberapa negara lainya. Muncul juga kekhawatiran dunia internasional akan terjadinya bahaya peristiwa perlombaan senjata. Kemerosotan Korea Utara terjadi sejak tahun 1990-an dengan adanya pemutusan hubungan kerjasama bilateral dengan mitra dagang utamanya.

     Pengembangan senjata nuklir Korea Utara memberikan efek negatif pada kepentingan ekonomi negara--negara Seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan bahkan Korea Selatan. Hal ini di sebabkan karena banyaknya pelaku usaha yang membatalkan investasinya dikawasan Asia Timur dengan alasan keamanan. Dalam konteks politik internasional, kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan, terutama rawan konflik. Mengingat karena senjata tersebut memiliki nilai tawar yang sangat tinggi, maka nuklir dapat dijadikan sebagai suatu instrumen kekuasaan negara yang optimal saat ini. Sayangnya keberadaan nuklir dapat memunculkan permasalahan ketegangan baru di berbagai belahan dunia termasuk seperti yang terjadi di Asia Timur. 

Korea Utara dinyatakan telah berhasil melakukan uji coba nuklir pertamanya, yang diuji pada sebuah terowongan di pantai timur, dan ledakan yang terjadi menimbulkan gempa berkekuatan 4,2 Mb (body wave magnitude) yang langsung mendapatkan banyak protes dari negara tetangga terdekatnya, yaitu Korea Selatan dan Jepang. Uji Coba ini dipandang mengancam stabilitas regional, melanggar kehendak DK-PBB (Dewan Keamanan Persatuan Bangsa Bangsa) serta memukul usaha- usaha non-proliferasi. Pada saat itu, Korea telah mendapat kecaman keras dari masyarakat internasional dan PBB, untuk segera menghentikan program nuklirnya dan secara damai kembali dalam NPT. Jika tidak, maka akan diadukan pada DK- PBB untuk ditindak lanjuti. Akhirnya, pada tahun 2008 Korea Utara telah menuruti apa yang diharapkan masyarakat internasional.

Daftar Pustaka  :

  • Ubaidilah, A. (2013). DIPLOMASI KOERSIF KOREA UTARA MELALUI NUKLIR TERHADAP AMERIKA SERIKAT PADA MASA PEMERINTAHAN KIM JONG-IL (Doctoral dissertation).
  • Alunaza, Hardi., https://reviewnesia.com/keberhasilan-diplomasi-koersif/
  • Purwono, A., & Zuhri, A. S. (2010). Peran Nuklir Korea Utara Sebagai Instrumen Diplomasi Politik Internasional. SPEKTRUM, 7(2).
  • Ahmad, A. (2020). PERAN NUKLIR KOREA UTARA SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI POLITIK INTERNASIONAL Oleh: Andi Purwono1 dan Ahmad Saifuddin Zuhri2.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun