Mohon tunggu...
Arifah nurhaliza
Arifah nurhaliza Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa universitas sriwijaya

Membahas ilmu hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Diplomasi Koersif Korea Utara Melalui Nuklir dalam Hubungan Internasional

3 Desember 2021   19:44 Diperbarui: 3 Desember 2021   21:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Berdasarkan hal tersebut, Korea Utara yang memiliki kekuatan nasional yang dominan dalam bidang militer kemudian secara terus menerus meningkatkan kekuatan militernya, bahkan pada tahun 2008, Korea Utara mengalokasikan 22-24 persen dari PDB negara untuk keperluan militer. 

Dominannya militer sebagai kekuatan nasional Korea Utara didasari oleh adanya ideologi Juche, yang mana dalam ideologi Korea Utara menganggap kekuatan militer sebagai kekuatan dasar bagi negaranya, karena itu peningkatan militer merupakan salah menciptakan pemerintah yang kaku dalam mengatur dan membuat kebijakan bagi rakyatnya seperti pembatasan penyebaran berita kepada rakyatnya. 

Hal ini membuat rakyat Korea Utara sangat tidak berkembang baik dari faktor keahlian dan kemampuan sehingga penduduk juga tidak bisa diandalkan sebagai penggerak ekonomi. Hal tersebut tentu saja membuat ketergantungan rakyat kepada pemimpin Korea Utara semakin besar. Dengan memiliki kekuatan militer yang paling dominan, pemilihan penggunaan militer sebagai alat diplomasi merupakan pilihan yang paling tepat. Selain itu, kekuatan militer juga dapat menjadi sarana yang paling efektif dalam meningkatkan bargaining position suatu negara dalam berdiplomasi.

Pengembangan nuklir di Korea utara ini berlatar belakang adanya rasa kekhawatiran atas keamanan nasionalnya. Negara sebagai aktor yang rasional dianggap mampu mengambil keputusan yang paling tepat dengan memperhitungkan cost and benefit dari setiap tindakannya demi kepentingan  kemananan nasional. Sebuah negara menentukan sendiri kebijakan mereka yang bisa saja berbeda dari negara lain. 

Kebijakan Korea Utara untuk mengembangkan nuklir dianggap sebagai keputusan yang paling baik untuk menjaga keamanan nasional ditengah kemerosotan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerjasama bilateral dengan mitra dagang utamanya, yaitu Uni Soviet. Jadi awalnya pengembangan nuklir tersebut digunakan oleh Korea Utara sebagai senjata preemptive strike dari kekuatan Amerika Serikat yang sewaktu-waktu dapat menggunakan senjata nuklirnya yang ditempatkan di perbatasan Korea Selatan untuk menyerang Korea Utara. Dengan kata lain, nuklir ini dikembangkan untuk menandingi kekuatan Amerika Serikat Walaupun yang dimaksudkan sebagai perlindungan diri, namun pengembangan senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara membuat menuai banyak protes.

Kim Jong-il, Korea Utara melakukan reformasi yaitu reformasi ideologi menjadi military first. Berdasarkan idiologi tersebut, pengembangan reaktor nuklir Korea Utara yang awalnya hanya ditujukan untuk pertahanan, kemudian menggunakannya sebagai instrumen diplomasi dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan nasionalnya. Korea Utara berpandangan bahwa kepemilikan senjata nuklir ini setidaknya akan membuat negara-negara lain berpikir dua kali untuk melakukan tindakan-tindakan yang sekiranya dapat mengancam dan melakukan provokasi terhadap Korea Utara. 

Mereka harus ekstra hati-hati dalam menerapkan sanksi untuk menghindari serangan balik dari Korut karena dikhawatirkan negara komunis ini akan menggunakan kemampuan militer dan meluncurkan rudal jarak jauhnya sebagai reaksi dari tindakan yang dilakukan negara lain untuk melakukan perlawanan negara. 

Pada Juli 2002, Korea Utara kembali mengaktifkan reaktor nuklirnya dan sekaligus melakukan uji coba tujuh buah misilnya yang disinyalir dapat menjangkau wilayah Amerika Serikat. Hal ini memunculkan kembali keadaan yang dapat menciptakan ancaman sangat serius bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Timbulnya rasa khawatir yang dirasakan oleh Amerika Serikat cukup mendasar, dikarenakan pada rentan tahun 2007 Kim Jong-il mengatakan bahwa akan ada peristiwa-peristiwa politik penting di dunia.

Diplomasi nuklir Korea Utara terhadap Amerika Serikat karena Amerika Serikat merupakan negara dengan ideologi yang sangat bertentangan dengan Korea Utara, selain itu Amerika Serikat juga menjuluki Korea Utara sebagai Axis of Evil karena pengembangan nuklirnya. Hal tersebut dinilai peneliti sebagai bentuk keseriusan AS menanggapi masalah nuklir Korea Utara. Selain itu, Amerika Serikat sebagai negara superpower tentu memiliki pengaruh yang kuat dalam politik dunia, karena itu bila Korea Utara dapat menaklukkan Amerika Serikat melalui militernya, maka kepentingannya dengan negara-negara lain dapat lebih mudah didapat oleh Korea Utara.

Dalam tulisannya, Paul D. Shinkman mengatakan bahwa perkembangan nuklir Korea Utara merupakan salah satu ancaman yang utama bagi Amerika Serikat, hal tersebut dipertegas oleh Genevieve Syverson dalam Iran, North Korea Pose Greater Nuclear Threat Than Russia yang menjelaskan beberapa alasan mengapa nuklir Korea Utara menjadi suatu ancaman. Untuk mengatasi ancaman tersebut, Amerika Serikat melakukan berbagai langkah-langkah diantaranya aliansi dengan Jepang, hal ini dijelaskan oleh Richard P. Cronin dalam The North Korean Nuclear Threat and the U.S.-Japan Security Alliance: Perceived Interests, Approaches, and Prospect yang sekaligus menjelaskan mengenai keuntungan yang diperoleh Amerika Serikat dalam aliansi tersebut.

Korea Utara kembali menjadi fokus perhatian Internasional dengan program nuklirnya. Untuk membatalkan program tersebut, Amerika Serikat bersama dengan Jepang, Korea Selatan dan Cina berupaya untuk membujuk Korea Utara agar segera menghentikan keberlanjutan program nuklirnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun