Mohon tunggu...
Arifah Nur Imamma
Arifah Nur Imamma Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Beginner writer, learning to write daily.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Telaah Hadits Arbain Nawawi Ke-6: Tinggalkan yang Meragukan, Pegang yang Sudah Jelas

10 Mei 2025   23:15 Diperbarui: 10 Mei 2025   22:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Itulah sebabnya menjauhi syubhat perlu menjadi prinsip hidup. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan literasi halal-haram, terutama dalam hal makanan, muamalah, dan konsumsi media. Banyak hal yang tampaknya biasa saja, namun sebenarnya mengandung unsur yang meragukan. Jika ragu, bertanyalah kepada ahlinya ulama, ustadz terpercaya, atau lembaga halal resmi. Jangan ragu mencari kepastian, karena itu bagian dari menjaga agama.

Selain itu, kita perlu menumbuhkan sikap wara’, yaitu menahan diri dari hal-hal yang meragukan, meskipun belum pasti haram. Ini adalah bentuk kehati-hatian yang diajarkan Rasulullah. Ditambah lagi, penting untuk menanamkan kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi kita, dalam setiap keputusan dan pilihan. Inilah yang disebut muraqabah, pengawasan batin yang menjadikan kita lebih jujur pada diri sendiri.

Kadang memilih jalan yang bersih dan jelas memang terasa lebih susah. Bisa jadi lebih mahal, lebih repot, atau tidak sepopuler yang lain. Tapi justru di situlah nilai ketakwaan itu tumbuh. Memilih yang paling aman adalah langkah cerdas dan berani untuk menjaga diri dari kerusakan, baik di dunia maupun akhirat.

Akhirnya, menjauhi syubhat bukan sekadar sikap hati-hati, tapi wujud nyata dari ketundukan kita kepada Allah. Ini soal integritas iman dan tanggung jawab sosial. Dan seperti sabda Nabi, "Barangsiapa menjauhkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya." Jadi, mari jangan sepelekan syubhat. Pilihlah yang bersih, karena disanalah jalan menuju berkah dan ridha Ilahi..

Sebagai kesimpulan, hadits ke-6 dalam Arbain Nawawi memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya meninggalkan hal-hal yang meragukan (syubhat) dan berpegang pada yang jelas (halal). Di tengah zaman yang penuh ambiguitas dan kaburnya nilai, menjaga diri dari yang meragukan adalah bentuk jihad pribadi dalam mempertahankan keimanan dan kehormatan. Rasulullah SAW tidak hanya memberikan panduan hukum, tetapi juga tuntunan moral agar setiap Muslim hidup dengan rasa takut kepada Allah dan kesadaran spiritual yang tinggi. Meninggalkan yang meragukan bukanlah bentuk menyulitkan diri, melainkan langkah memudahkan jalan menuju ridha Allah SWT.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun