Â
- Penyempitan Konsep Iman : Dalam Islam, iman mencakup keyakinan hati, pengakuan lisan, dan amal perbuatan. Mengkafirkan seseorang hanya karena perbedaan furu' (cabang) atau kesalahan ijtihad bertentangan dengan prinsip Ahlus Sunnah yang menekankan kehati-hatian dalam takfir. Â
- Mengabaikan Nuansa : Ulama klasik seperti Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa takfir tidak boleh dilakukan kecuali pada hal yang jelas-jelas bertentangan dengan dasar akidah (misalnya mengingkari tauhid). Â
2. Dampak Terhadap Citra Islam
Â
a. Stereotip Negatif tentang Islam
Â
- Islam Dipandang Intoleran : Praktik takfir yang viral di media sering dijadikan contoh untuk menuduh Islam sebagai agama yang tidak toleran, padahal mayoritas ulama Muslim menolak takfir sembarangan. Â
- Alat Propaganda Kelompok Anti-Islam : Isu takfir dimanfaatkan oleh pihak eksternal untuk menjustifikasi islamofobia. Â
b. Melemahkan Dakwah Â
- Penolakan Masyarakat : Dakwah yang diiringi sikap menghakimi akan sulit diterima, terutama di masyarakat yang majemuk. Al-Qur'an sendiri mengajak kepada kebijaksanaan (hikmah) dan dialog yang baik (QS. An-Nahl: 125). Â