Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan ( Eps 59)

29 Oktober 2019   05:00 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:49 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image :" Lama Aku bersujud di Mesjid Sultan, dengan tangis terisak - isak diselingi sedu sedan," - LYCEUM.ID

TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan, (Episode terakhir)

Itulah kenapa penderitaan Yaqub, tidak berakhir sampai tiga puluh enam tahun, setelah kehilangan Yusuf, melainkan setelah Yaqub meng ikhlaskan," Ismail- Ismail," nya. ="Ketika Bunyamin putra bungsu nya, saudara satu ibu Yusuf, tidak kembali dari Mesir,="  Barulah Yaqub sadar, bahwa : " untuk mendapatkan kembali putra - putra terkasih nya, Ia harus meng ikhlaskan nya !" Ia tidak layak meratapi Yusuf, sebab  hanya Allah yang layak diratapi Ketika kita jauh dari Nya ! Ketika ada dua cinta dalam satu hati, Allah akan menghukum kita. Hanya Allah yang paling layak dan pantas untuk di cintai dengan sepenuh hati, sebagaimana  Ia mencintai kita dengan cinta yang lebih dari besar nya rasa cinta seorang ibu. Subhanallah !  

="Lama aku bersujud di mesjid Sultan, dengan tangis terisak-isak, di selingi sedu sedan,!"

Ampuni aku Ya Allah, yang pernah menduakan cinta Mu . Ketika ku angkat kepala, dada ku terasa lapang. Beban  itu seperti hilang. Batin ku  terasa tenang, dan  aku bisa tersenyum.  Alhamdulillah,! " Aku segera pulang kerumah ibu ku, yang letak nya tidak jauh dari situ. Berpamitan, dan memohon doa nya. Kucium tangan dan kening nya dengan penuh rasa haru. Karena aku harus kemballi ke Jakarta. Sempat kulihat mata beliau sedikit berkaca-kaca, mungkin kerinduan nya belum tuntas. Sebetulnya aku juga masih ingin tinggal dan meluangkan waktu bersama, akan tetapi aku tak mungkin membatalkan janji terhadap tamu yang sudah datang dari jauh?  

Di depan rumah, Sahabat ku, sudah siap diatas sepeda motor nya, menunggu ku, untuk mengantarkan sampai Bandara Supadio.
Pukul  lima sore pesawat ku Take Off dari  Pontianak, Burung besi itu membawa ku pulang ke Jakarta sore itu juga. Karena besok, aku ada meeting  dengan  buyer  dari Hongkong,  yang sudah datang dan tiba hari ini, sekarang menunggu ku di hotel nya di Grand Hyaat, dekat  Bundaran HI, (Hotel Indonesia) Jakarta Pusat.


Di udara, aku menghela nafas panjang.
Beban  batin yang selama ini mengganjal dada ku rasanya sudah tak tersisa. Hati ku terasa lapang, jiwa ku terasa longgar, dan segala kenangan sudah kuendapkan ke dasar jiwa   yang paling dalam. Kubuka dompet ku, dan ku tatap foto istri dan anak ku, yang memang selalu ku bawa, kemana saja.

 Aku tersenyum, lega!
Trima kasih keluarga kecil ku, yang setia menunggu ku di rumah. Cinta dan kasih sayang  kalian , akan kujaga dengan taruhan nyawa. Meskipun sekarang aku di Jakarta, tekad ku hanyalah mencari nafkah, untuk memberikan yang terbaik buat mereka. Bagi pendidikan dan masa depan nya. Sebagaimana yang pernah aku tanamkan dalam jiwa, dulu ketika aku menikah. Jauh sebelum kehadiran kedua anak ku, yang sekarang sudah menginjak remaja, dan bersekolah di tingkatan SMP dan  SMU yang terbaik di kota ku.
Trima Kasih keluarga ku, Aku mencintai kalian, lebih dari segala nya! Dengan sepenuh jiwa!
Selamat tinggal Kota ku,
Selamat tinggal ibu ku!
Selamat tinggal saudara ku, Kerabat ku, teman &  Sahabat ku,
 Selamat   tinggal  semua nya,! Kita berpisah untuk sementara.
"- Dan untuk kamu, belahan nyawa dan cinta Ku! Simpanlah kenangan indah ini di dada Mu, karena aku telah menyimpan nya di dasar jiwa , sampai Izrail  tiba -"#10072014# Selesai # @Arie, ditulis ulang,:  untuk Kompasiana, selesai ditulis, 59 episode, 27102019 ( baca dari awal )

Video Youtube, : Enna Pertiwi Colection

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun