Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Karya ke-1.701 di Kompasiana dan 80 Tulisan di Bulan Juli 2021

29 Juli 2021   15:44 Diperbarui: 29 Juli 2021   21:51 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Ari Budiyanti: tangkap layar akun Kompasiana penulis artikel


Hai Diary
Ini karyaku ke 1.701 di Kompasiana. Aku menuliskannya dengan berlinang air mata. Jujur aku lelah. Bukan karena ide-ide di kepala tiada lagi namun karena beban selama pembelajaran daring ini. Ternyata kepalaku tak cukup kuat.

Hai Diary
Aku kemarin menulis puisi yang sangat melankolis. Meskipun tidak mendapat label dari editor sebagai artikel pilihan, namun admin masih menyematkan label tambahan di bagian bawah, tag sebagai puisi religi. Iya tulisan itu berdasarkan kondisiku yang sedang rindu pada Sang Maha Kuasa. 

Sudah baca? Judulnya Rindu Pelukan Damai Ilahi. Baca di sini ya.

Diary, mungkin karena banyak kata seruan pada Tuhan ya sehingga digolongkan puisi religi. Entahlah. Aku pun tak tahu Diary. Mungkin benar kata seorang Kompasianer Senior, kalau mau puisinya dilabel terus, harus menulis puisi setelah dapat centang biru. Masuk akal juga sih Diary.

Sayang sekali rekan-rekan yang sudah dapat centang biru namun kemudian malah berhenti menulis. Padahal kalau menulis sudah auto label biru. Kalau aku dapat centang biru, pasti akan lebih rajin lagi berpuisi. Karena ga pakai cemas-cemas lagi. Pasti dilabel tentunya. Tapi itu kembali ke masing-masing pribadi ya. Sah-sah saja mau berhenti menulis kapanpun.

Oya Diary, beberapa hari lalu ada kejadian ya. Puisiku udah kutayangkan tapi tidak muncul. Aku sampai minta bantuan rekan-rekan di group WA. Jangan-jangan ada eror di akunku. Ternyata benar puisi itu belum tayang. Apakah eror di Kompasiana atau eror padaku yang terlupa pencet tombol publish/tayang?

Ternyata 1 jam kemudian puisiku itu tayang. Geli saja. Apa iya puisiku dikarantina tanpa pemberitahuan? Lucu ya. Masa ada puisi dikarantina. Atau pas tayang puisi bertepatan ada  eror system di Kompasiana? Entahlah.

Akhir-akhir ini semakin malas bertanya sama admin Kompasiana sejak pesan-pesanku di WA admin hanya berstatus read, atau dua centang biru, without any reply.

Tapi kemaren karena kesal dan heran akunku tidak jua berubah statistiknya, angka jumlah artikel tidak berubah, padahal tiap hari aku menulis, kucoba hubungi admin lagi. Pikirku nothing to lose. Dijawab ya syukur, ga dijawab ya sampun (sudah). Eh ternyata dijawab sama admin. Katanya ada perbaruan sistem database.

Kaget loh admin ternyata mau balas pesanku lagi dengan nomor WA yang sama. Padahal ya kalau aku kirim pertanyaan ke admin selama ini selalu menggunakan bahasa yang santun. Tapi entah mengapa sering hanya dua centang biru tanpa balasan.

Makanya pas kemaren dibalas pesanku, sueneng banget. Keep the goodness ya admin K. Ada baiknya pertanyaan kompasianer dijawab ya sehingga mereka merasa dikompasianerkan alias diperhatikan.

Okeh, lanjut ya Diary. Aku selama bulan Juli ini menuliskan angka pada setiap karya mulai dari yang pertama di Bulan Juli. Pada hari ini, 29 Juli 2021 ternyata aku sudah menorehkan karya ke-80 di Kompasiana (untuk bulan Juli saja) dan ke-1.701 keseluruhan total karyaku di Kompasiana.

Jangan tanya status akunku di Kompasiana. Cek aja sendiri di akunku. Masih hijau ceria atau biru bahagia. Mungkin pas kamu cek udah membiru. Mungkin juga menghijau senantiasa. Entahlah apa alasan admin Kompasiana masih setia padaku membiarkan bercentang hijau dengan 1.208 artikel pilihan editor.

Kudu legowo. Katanya sih. Iya semoga bisa legowo ya. Atau aku berhenti dulu ya menulis di Kompasiana beberapa waktu. Mungkin nanti kalau aku jeda beberapa lama, akunku akan berubah jadi biru atau tetap sama hijaunya. Entahlah. Aku hanya sudah lelah.

Kepalaku ternyata tidak cukup kuat beradu dengan keharusan pertemuan daring yang sudah jelang hampir 2 tahun di sekolah tempat aku mengajar via zoom. Jadi setiap hari mengajar materi melalui zoom layaknya di kelas. 

Kemarin aku drop kesehatannya. Sampai aku harus ijin tidak mengajar 1 hari karena kondisi tidak memungkinkan. Tak perlu kuceritakan detail keadaan yang menimpaku.

Syukur kepada Tuhan jika kebaikan seorang sahabat sampai membelikanku obat di apotik dan mengantarkan ke tempat tinggalku di sini. Maklum aku kan jadi anak kos di kota ini.

Sahabatku tahu kalau tidak memungkinkan aku pergi sendiri keluar untuk sekedar beli makan dan obat. Dia kawatir kalau aku jatuh di jalan. Setelah makan malam dan minum obat yang diantar teman, memang kondisiku membaik meski belum maksimal.

Setidaknya, malamnya aku bisa tidur lebih nyenyak dan pagi harinya lebih segar. Pagi ini aku sudah bisa mengajar kembali via daring dengan kondisi yang membaik.

Belum sembuh total, masih dalam proses. Katanya sih memang akan agak lama kondisi seperti ini. Namun harus dilawan agar tetap sehat dan kuat.

Senang juga ternyata rekan-rekan kerja mendoakanku pun para murid di kelas berdoa untuk kesembuhanku. Juga rekan-rekan di group WA penulis banyak yang mengucapkan doa agar aku cepat sembuh.

Dengan kondisiku seperti ini, aku masih belum yakin akan bisa cukup kuat refreshing dengan menulis di Kompasiana. Ini semoga bukan karya perpisahan dariku ya. Aku masih sangat ingin terus menulis. Tapi jika kondisi kesehatan tak memungkinkan, aku tak bisa memaksakan juga.

Aku hanya ingin mempersembahkan karya ini sebagai ucapan terima kasih kepada semua rekan kompasianer yang telah setia membaca karya-karyaku yang beraneka di sini. Juga memberikan vote dan komentar yang menyejukkan. It means a lot for me.

Tak lupa terima kasih untuk semua pembaca yang baik hati. Semua silent reader yang selalu mengikuti karya-karyaku. Terima kasih tiada tara.

Juga untuk team admin Kompasiana, terima kasih banyak untuk semua kebaikannya padaku ya. Termasuk aku bisa dapat K-rewards sampai 16 bulan berturut-turut kan juga karena berawal kebaikan salah satu admin K, yang tak kutahu siapa namanya (sudah kutanyakan tapi tidak mau beri tahu).

Kalau tidak diinfo mengenai nomor go pay yang belum tercantum di profilku, kan aku masih belum bisa dapat K-Rewards. Over all, you try to do your best ya team admin. Thank you very much.

Ini rahasia menulisku di Kompasiana sebagai warga centang hijau.
1. Menulislah dengan bahagia
2. Menulislah karya kategori apapun di Kompasiana yang membuat bahagia
3. Menulislah lagi istilahku tumpukin dengan tulisan baru jika tulisan sebelumnya tidak dilabel pilihan
4. Menghargai karya tulis sendiri sebagai buah ide di kepala anugerah Ilahi
5. Menulislah untuk berbagi kebaikan

Baiklah aku akhiri ya tulisan ini. Terima kasih sudah membacanya. Jika besok masih muncul tulisan baru dariku, berarti kondisiku masih cukup kuat menulis di sini.

Salam Diary Ari
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
29 Juli 2021

Tulisan ke-80 di bulan Juli 2021
Karya ke-1.701 keseluruhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun