Ketika kehidupan berputar pada bentangan masa
Semua menjadi misteri yang terutup tabir
Akan ada waktuya terbuka untuk dipahami dan menjadi buah bibir
Namun mungkin selamanya menjadi sebuah rahasia Sang Pencipta
Bila dalam satu titik di perjalanan
Ada sebuah luka yang membekas karena perkataan
Pun hujaman perih oleh tindakan tak terlupakan
Menorehkan sedalam-dalamnya di batin insan
Apakah bisa dilakukan untuk membebat perih
Sementara hidup harus dilanjutkan
Sehingga sebuah nasihat tersampaikan
Menulislah untuk melupakan luka dan pedih
Namun muncul tanya di kedalaman sanubari
Mampukah kini jemariku menulis lagi
Bila lukisan luka ternyata lebih banyak menghias hati
Mungkinkah melepaskan diri dari belenggu nyeri
Seandainya setiap luka tersalin menjadi untaian aksara
Pun kepedihan yang mengiringi berganti lantunan lagu merdu
Juga kepahitan karenanya berubah menjadi rangkaian bait puisi jiwa
Mungkin saat itu aku telah berhasil menulis untuk melupakan luka
....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
23 Maret 2021
Artikel ke 1426
Terinspirasi 1 kalimat Daeng Khrisna Pabichara dalam percakapan di WAG