Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

5 Cara Sederhana Pendekatan Literasi pada Anak-anak

18 Januari 2020   08:19 Diperbarui: 2 Juni 2020   19:06 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku di rak dalam kelas | Dokumen pribadi

Saya mengajar anak-anak SD kelas 2. Di sekolah tempat saya mengajar ada jam khusus literasi selama 35 menit. Jam literasi ini sebenarnya ada dua macam. Literasi bahasa Indonesia dan literasi bahasa Inggris. Masing-masing berdurasi 35 menit. 

Sebagai guru yang mengajar bahasa Inggris maupun tematik yang ada muatan bahasa Indonesia, maka saya pun berkecimpung di kedua jam literasi tersebut.

Lalu apa saja yang sudah saya lakukan untuk mengisi jam literasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tersebut? Saya akan berbagi sedikit di tulisan ini.

1. Membaca buku cerita dongeng
Anak-anak kecil sangat suka dongeng. Membawa aneka buku cerita dongeng dari perpustakaan dan menyimpannya di kelas akan menolong anak-anak lebih mudah mengakses buku-buku dongeng tersebut. 

Di sekolah kami, ada rak buku khusus untuk tempat buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah. Siswa boleh membaca buku-buku tersebut pada jam istirahat maupun jam literasi. 

Membaca buku cerita dongeng akan mengembangkan imajinasi anak. Dongeng berisi banyak pesan moral yang bisa dipelajari anak-anak.

Selain itu, dalam dongeng yang menarik akan membuat anak-anak hanyut dalam kisahnya dan menimbulkan aneka tanya yang bisa didiskusikan dengan guru dan teman. 

2. Mendiskusikan isi buku cerita dongeng yang dibaca
Setelah para siswa membaca buku cerita atau buku lainnya, saya mengajak mereka untuk mendiskusikan isi buku. Misalnya, saya meminta salah satu siswa maju ke depan dan menceritakan isi buku yang mereka baca. 

Kemudian teman-teman lainnya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan isi buku yang dibaca siswa yang maju tersebut. Seusai tanya jawab tersebut, saya mengajak para siswa untuk menemukan pesan moral yang didapat dari buku yang dibaca. 

Cara ini akan mengajak siswa-siswa untuk menjadi kreatif mengembangkan ide mereka. Selain itu mereka juga belajar menganalisa isi bacaan. Jadi mereka tidak asal baca saja. 

3. Membaca buku dan menggambar isi buku
Saya pernah membacakan juga buku-buku bertemakan Ilmu Pengetahuan  khususnya berkisar tentang lingkungan. Saya meminta siswa menyimak isi buku yang saya bacakan. Kemudian mereka menuangkan isi buku yang saya baca dalam gambar sederhana. 

Saat itu saya membacakan tentang 3 R, Recycle, Reuse dan Reduce. Tentu saja ini berkaitan dengan penggunaan benda-benda plastik. Saya minta mereka memikirkan apa yang akan mereka lakukan berkaitan dengan sampah plastik. Mereka saya minta memilih satu tema di atas. 

Sebagian besar siswa memilih tema Reuse. Mereka memilih menggambar botol plastik dan digunakan untuk membuat pot untuk menanam bunga. Ada juga yang menggambar botol plastik dijadikan tempat air untuk menyiram bunga. 

Bukankah itu ide sederhana dan bukan hal baru. Tetapi ketika mereka menggambarkannya sendiri, itu akan menolong mereka mengingat lebih lama isi buku. Dan mereka juga bisa melihat langsung manfaat dari membaca buku dalam kaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Apakah hanya buku tentang ilmu pengetahuan saja? Tidak. Saya juga mengijinkan mereka membaca majalah anak yang ada puisi. Kemudian saya meminta mereka menggambar isi dari puisi tersebut. 

Dengan demikian, saya bisa melihat juga siapa saja siswa yang mempunyai kemampuan lebih, dalam menggambar. Terkadang ada siswa yang sangat suka menggambar. Literasi tidak selalu harus dengan mambaca saja. Menuangkan ide yang mereka tangkap dalam gambar juga termasuk area literasi.

4. Menonton film singkat dongeng anak
Apakah literasi harus hanya berkaitan dengan buku-buku saja? Tidak. Sebagai variasi lainnya, saya mengajak para siswa menonton dua video singkat bertema karakter mau memaafkan. 

Jam khusus literasi bisa juga untuk mendukung pelajaran tematik yang sedang diajarkan. Salah satu pelajaran adalah tentang hal memaafkan.

Dalam kedua video yang kami lihat bersama, saya meminta siswa melihat dengan seksama kedua dongeng dalam video. Lalu saya bertanya pada mereka mengenai beberapa hal berikut.

  • Siapa saja tokoh dalam dongeng?
  • Di mana peristiwa berlangsung dalam dongeng?
  • Bagaimana karakter setiap tokoh?
  • Apa masalah yang muncul dalam dongeng tersebut?
  • Kapan masalah muncul dalam dongeng? 
  • Mengapa masalah muncul dalam dongeng?
  • Bagaimana penyelesaian masalah tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah menolong siswa belajar tentang isi keseluruhan dongeng. Dalam bahasa Inggris sudah mencakup 5W dan 1 H. 

Who, what, where, when, why and how. 

Apakah itu sulit? Sama sekali tidak. Saya memilih cerita dongeng karena isinya menarik. Selain itu juga dekat dengan kehidupan siswa karena tema yang saya ambil tentang hal saling memaafkan. 

Selain itu, pesan moral yang dikumpulkan siswa bersama-sama saat membahas dongeng tersebut, ternyata cukup banyak dan bermanfaat bagi semua siswa di kelas. 

5. Menulis dan menggambar ceritamu
Bagian terakhir yang saya ingin bagikan adalah mengenai menulis ceritamu sendiri. Literasi siswa di sekolah saya harapkan menolong mereka bisa mengembangkan ide di kepala mereka menjadi tulisan sederhana. 

Bukankah para siswa cenderung suka cerita bergambar? Karena itu, saya minta mereka menggambar tiga gambar yang membentuk satu cerita. Saya memberi mereka tema yang dekat dengan kehidupan mereka di rumah. Kegiatan sehari-hari di rumah. 

Ternyata di luar dugaan saya, mereka sangat tertarik dan antusias. Mereka bahkan bertanya, apakah boleh menggambar lebih dari tiga. Tentu saja saya izinkan. 

Sekian dulu beberapa cara pendekatan literasi siswa yang pernah saya lakukan di sekolah. Masih ada beberapa cara lain. Akan saya tuliskan di kesempatan lain. Semoga bermanfaat. 


Penulis artikel. Dokumen pribadi
Penulis artikel. Dokumen pribadi
Selamat berakhir pekan.

Written by Ari Budiyanti
18 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun