Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Hati (Rahasia Cintaku Selamanya)

2 November 2019   06:00 Diperbarui: 13 Maret 2020   19:41 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ari. Keindahan Zinnia yang penuh rahasia

Dia, menulis puisi cinta lagi. Apakah dia sedang jatuh hati pada seseorang lagi? Mengapa mudah sekali baginya jatuh hati? Dulu masih sering dia kisahkan padaku, tentang segala rasa cintanya. Apakah dia tak pernah merasa, kalau aku mengaguminya sejak lama. Aku sungguh memendam rasa padanya. Benar, dia tak akan pernah tahu. Sikapku yang dingin, cenderung tidak berusaha menyapanya. Membiarkan kisah perjalanan persahabatan kami tergantung cara dia mengajakku bersikap. 

Tak bisa kupungkiri, ada rasa sungkan terkadang setiap dia bercerita kisah cintanya padaku. Aku kesal, marah pun sebal. Namun dia tak merasa. Aku selalu menjawab setiap dia bercerita. Hanya alakadarnya jawabanku. Kadang aku pikir apa dia tak punya teman lain untuk berkisah rasa yang dia miliki. Mengapa selalu dia ceritakan semua padaku.

Aku berusaha menepis semua rasa kecewaku, cemburuku, rinduku dan semua cintaku padanya. Hampir 10 tahun tak bersua. Namun aku masih memantau hidupnya melalui media sosial. Jarak kami terpisah sangat jauh. Dalam rentangan dua benua yang berbeda. Sangat jauh. Namun mengapa tak pernah bisa hatiku mencintai yang lainnya. Hanya dia saja  selama bertahun -tahun, sejak masa pertama aku mengenalnya di kampus. Saat kami terlibat aneka kegiatan kampus bersama. Aku selalu mengaguminya. Aku hanya bisa menjadi salah satu teman saja baginya.

Dia sangat baik hati pada semua teman, pun kepadaku. Dia juga murah hati, suka memperhatikan dan mempedulikam orang lain. Meski aku tahu pasti, dia juga banyak kebutuhan lainnya tapi dia tak bisa mengingkari hatinya yang selalu ingin membantu sesama. Itulah yang menumbuhkan benih-benih cintaku padanya. 

Namun tahun-tahun berlalu, aku masih berteman dengannya. Aku masih berdiskusi dengannya aneka tema. Sampai aku jengah dan bosan mendengar curahan hatinya tentang kisah cintanya. Tentang pria yang singgah di hatinya. Meski dia berulang kali patah hati sebelum dia menyatukan cintanya. Aneh buatku. Patah hati berulang kali pada rasa yang dia rasa sendiri. Kadang kupikir apa ini karma baginya karena terus mengabaikanku. Ah masa begitu. 

Apa itu cinta sehingga bisa menetap lama di hatiku. Tak sedikit wanita-wanita lain yang kukenal. Mereka pintar, cantik, baik dan juga tertarik padaku. Namun seberapapun aku berusaha menyukai wanita lain tak pernah berhasil. Sekalipun, tak pernah beranjak rasaku padanya. Dia seolah telah mengurungku dalam pesona hatinya.

Tahukah? Dia tidak pernah lupa mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Dia tak lupa memberiku ucapan selamat di hari raya yang kurayakan sesuai keyakinanku dan keluargaku. Sungguh semua itu semakin seolah menjerat semua rasa dan perhatianku padanya semata. 

Pernah aku marah padanya sekali dan aku menyesali kini. Sesopan mungkin aku katakan padanya untuk berhenti menceritakan berbagai kisah cintanya. Aku hanya memberikan alsama klise, itu berbahaya bila terlalu terbuka di media sosial. Secara kami tak pernah bersua sudah sangat lama. Jalinan persahabatan kami hanya melalui pesan singkat di media sosial. Meskipun itu private hanya bagi kami berdua. Namun siapa yang bisa jamin, semua bisa dengan mudah mungiin dibaca pihak lain. Aku hanya tak mau membahayakan dia saja. 

Namun alasan utamanya aku cemburu. Sudah lelah aku menjadi seorang yang selalu menjadi tempat dia berbagai perasaannya namun ternyata tak pernah padaku rasanya tercurah dana ku marah. Sungguh aku cemburu. Semua tersimpan rapi rasa itu dalam kalbu. 

"Maaf Vira. Apakah tidak sebaiknya kisahmu kau ceritakan saja pada temanmu yang ada dekat di sana. Bicara secara langsung. Tidak melalu pesan di media sosial begini. Terlalu berbahaya untukmu."

Aku mencoba memilih bahasa sehalus mungkin. Dan dia langsung minta maaf padaku. Merasa menyesal selama ini dia merasa menggangguku dengan semua kisahnya. Dan bisa membahayakanku juga dengan membaca pesan-pesan darinya. "Angga, maaf ya." Tak lagi kubalas pesannya. Dan itu menjadi awal mula berakhirnya semua kisahnya. Semua kisah hidupnya tak pernah muncul lagi sebagai pesan-pesan pribadi antara aku dan dia. Sedih, sedikit terasa. Namun ku alihkan semua rasaku pada tugas pekerjaanku di sini. Bertahun-tahun aku bekerja di benua yang lain. Tak pernah aku dengan sengaja menyempatkan waktu menemuinya jika aku pulang ke benuaku. 

Aku ingin mematikan segala rasaku padanya dan aku pun selalu menolak ajakannya bertemu saat aku ketahuan sedang pulang. Entahlah apakah aku cinta padanya atau hanya sampai batas kagum saja. Tak juga kupahami semua gejolak  rasa ini. Meski demikian, dia tak pernah lupa ulang tahunku. Pesan singkatnya sering muncul  memberikanku link tulisan karyanya yang entah mengapa ia ingin bagikan padaku. Hanya beberapa saja. 

Meski aku merasa sangat minim mengenal dia yang sekarang melalui perbincangan pribadi kami, namun tak bisa kupungkiri aku bisa dengan jelas menebak-nebak dia dengan semua postingannya yang dia bagikan di media sosialnya. Amat banyak. Juga aneka link karyanya. Tak pernah aku beritahu dia kalau aku termasuk pembaca setia semua karyanya. 

Aku rindu dia. Tak bisa kupungkiri itu. Melihat kisah travelingnya ke sana ke mari, ke kota kami. Kota di mana aku dan dia Tuhan pertemukan. Aku sungguh sangat mencintainya. Namun bentangan jarak dan ruang telah memberi jarak dan bentangan rasanya padaku pun sebaliknya.

Saat akupun belum ingin serius memikirkan suatu hubungan menuju pernikahan. Aku masih sangat menikmati semua cita-cita yang ingin kuraih. Pekerjaanku pun boleh dibilang sukses di benua ini.bahkan aku masih bisa menyempatkan mengambil study di bidang yang sangat aku suka. Semua kesibukanku inilah yang membuat aku bisa bertahan pada rasa yang sering menggejolakkan kalbu. Ruang nuraniku terus terisi dirinya entah sampai kapan. Apakah aku akan menyatakan perasaanku padanya suatu saat nanti? Sungguh belum bisa kuputuskan kini. 

Yang kutahu ini masih terus menjadi rahasia di hatiku. Sebuah misteri cintaku. Aku hanya tahu, betapa aku masih sangat mencintainya sama seperti dulu. Aku hanya bisa terus menerus menyebut dia secara rahasia dalam doa-doaku. Aku hanya memohon pada Tuhan agar Tuhan menjaga hatinya suatu saat nanti saat aku menyatakan isi hatiku padanya, dia pun memiliki rasa yang sama denganku. Biarlah kini ini cukup menjadi rahasia hatiku saja. Dia boleh jatuh cinta pada siapa saja kini ya Tuhan, tapi tolonglah pada masanya nanti, dia pun merasakan cinta yang sama padaku. Apakah mungkin? Aku tak tahu. 

 

Artist: Yana Yulio

Song : Selamanya Cinta

...

written by Ari Budiyanti

1 November 2019

#CerpenAri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun