Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pria Pemain Biola, Apa Aku Cinta?

18 Oktober 2019   18:46 Diperbarui: 7 Oktober 2021   20:58 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ari. Farm House. Lembang Bandung

Dika dan aku pernah satu kampus. Kami sangat aktif dulu di aneka kegoatan sosial kampus. Tapi setelah lama lulus dan bekerja, kami tak pernah lagi bersua. Dika terus melanjutkan studynya sampai tinggi, aku cukup menyelesaikan jenjang sarjana saja. Dan setelah bertahun-tahun, ini kali pertama kami bertemu di suatu taman. 

Perbincangan singkat dan akrab pun terjadi mengenang masa lalu kami. Ada sedikit tawa dalam senda gurau Dika. Sampai waktu semakin beranjak menuju petang malam. Dan kami saling bertukar nomor ponsel lalu pulang ke rumah masing-masing. Tak menyangka aku bertemu Dika. Pertanda apakah? Mungkin hanya kebetulan saja. 

Seminggu sejak pertemuan dengan Dika dan pemain biola, aku tidak sempat mengunjungi taman lagi. Hanya berkutat dengan pekerjaan pilihanku menjadi pendidik di kota bunga. Mengerjakan berbagai tugas administrasi menjelang pelaksanaan ulangan semester. Lelah. Hanya itu kata yang bisa kuucapkan untuk menggambarkan kondisiku.

Jumat malam, aku baru saja tiba di rumah saat ponselku berbunyi. Ada panggilan masuk dari Dika. "Hallo Laras, apakah kamu masih suka musik klasik seperti waktu kuliah dulu?" Sapaan Dika dari ujung sana langsung pada inti pembicaraan. Begitulah Dika, tidak mau membuang waktu dengan aneka basa-basi.

"Hai Dika. Iya tentu saja. Kenapa?" Jawabku yang terbiasa dengan gaya bicara Dika. Langsung pula kujawab dan balas bertanya singkat. 

"Haha, kau masih seperti yang dulu rupanya Laras. Besok Sabtu sore temui aku ya di taman bunga seperti minggu lalu. Ada kejutan untukmu. Kutunggu jam 5 sore. Harus datang. Bye" klik. Panggilan langsung dimatikan sepihak. Bum juga muncul satu kata untuk menjawab, sudah dimatikan saja. 

Lelah ragaku tak bisa kompromi. Selesai berbenah diri, tidurlah aku tanpa ingat makan malam. Dan tidurku nyenyak sampai pagi. Kucoba ingat kembali, sore nanti aku ada acara bersama Dika, tapi aneka tugasku masih belum selesai juga. Aku harus kebut kerjakan semua pagi hingga siang nanti. 

Selesai mandi dan sarapan, kembali berkutat dengan pekerjaaanku. Astaga Sabtu aja aku kerja. Kulirik tumpukan buku yang lama tak kusentuh. Aku rindu duduk-duduk di taman menghabiskan wwaktu sambil membaca buku. Tak terasa jam 5 sore tiba. Dan aku segera bergegas menuju taman. Hampir saja terlambat.

Dika melirik jam tangannya, pukul 5 sore lewat 5 menit. Dika yang dulu akan ngomel-ngomel karena aku terlambat. Bahkan akan pergi meninggalkanku kalau datang tidak tepat waktu. 

"Baru telat 5 menit, jadi aku masih tunggu." Kata Dika menyambutku. " Maaf ya telat. Tapi ada berita bahagia apa sampai memintaku datang?"

Dika mengeluarkan dua tiket konser musik klasik. "Satu untukmu dan satu untuk ... " dia terdiam menatapku. Kuambil satu tiketku dan kubertanya "satunya untukmu kan?" Dika tersenyum. "Aku harap begitu, semoga bisa ya" kulirik dia, bingung. Tapi tak lama dia berdiri dari duduknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun