Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunga di Tepi Jalan (Dalam Sebuah Perjalanan)

2 April 2019   20:37 Diperbarui: 2 April 2019   22:43 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya lanjut ke bunga yang ke dua ya.  Bunga ini memberi kenangan tersendiri dengan almarhum Bapak saya. 

Bunga kuning kecil. Photo by Ari
Bunga kuning kecil. Photo by Ari
Apakah ada yang tahu nama bunga ini? Bentuknya sepintas seperti bunga matahari tapi versi yang super mini. Warnanya kuning cerah. Saya pernah sengaja membawa pulang tanaman ini dan saya tanam di halaman depan rumah. Tapi Bapak saya tidak suka. Katanya itu tanaman rumput tidak cocok ditanam di halaman rumah. Sebagai anak kecil, saya menurut saja apa kata Bapak. 

Ternyata tanaman ini juga banyak ditanam sebagai tanaman hias di tepi jalan raya kota. Ada juga yang menanamnya di halaman rumah. Hanya saja tanaman ini tumbuh liar di kampung saya. Jadi mungiin tidak masuk hitungan tanaman hias waktu itu. Oya, ada yang sebut nama bunga ini sebagai bunga Tusuk Konde. 

Cockcomb. Bunga gembel. Photo by Ari
Cockcomb. Bunga gembel. Photo by Ari
Ada juga bunga jengger ayam atau terkenal dengan sebutan bunga gembel di kampung saya. Akhir-akhir ini bunga ini sangat ngetrend dijadikan tanaman hoas yang dibudidayakan secara luas untuk wisata. Baca di artikel saya tentang Asmara Garden di kota Klampok. Ada banyak jenis tanaman bunga ini berwarna merah dan kuning di sana.

Bunga merah kecil. Photo by Ari
Bunga merah kecil. Photo by Ari
Bunga selanjutnya saya lihat juga merambat liar di pephonanan di tepi jalan. Ada yang ingat bunga ini biasanya dipakai untuk hiasan di mana? Beberapa korsase pengantin menggunakan bunga ini untuk hiasan. Jujur saya tidak tahu namanya dalam bahasa Indonesia. Saya tahu ini disebut Cypress vine. Jenis warna merah. Ada jiga warna-warna lainnya. Tanaman ini mudah tumbuh. Saya juga pernah mendapatinya di halaman depan rumah saya, tanpa saya tanam.

Bunga Kertas. Zinnia. Photo by Ari
Bunga Kertas. Zinnia. Photo by Ari
Bunga Zinnia atau kembang kertas disebut di desa saya, menjadi salah satu bunga favorit saya di masa kecil. Teman nenek saya di halaman depan rumahnya ada bunga kertas sangat banyak. Kalau teman nenek saya datang, selalu membawakan saya satu besek/piti berisi bunga kertas penuh. Kalau beliau lupa, saya akan sedih, ngambek dan menangis. Bunga ini pun mudah tumbuh. Makanya mungkin ada ditemukan di pinggir jalan ya.

Canna. Bunga Kana. Photo by Ari
Canna. Bunga Kana. Photo by Ari
Selanjutnya saya juga menemukan bunga ganyong. Nama kerennya bunga Canna. Bunga ganyong adalah istilah di desa saya. Kalau mekar sangat indah. Entah mengapa bisa tumbuh liar di tepian jalan. Bunga ini sebenarnya jenis tanaman hias yang banyak di tanam di pembatas jalan kota besar. Apakah Anda pernah lihat di sekitar Anda? Saya pengamat jalan raya tepatnya tanaman di sekitar jalan raya di kota besar. Jadi sering lihat tanaman ini di tepian jalan. Ada jiga beberapa bangunan besar yang menjadikannya tanaman hias di bagian luarnya, di tepian dinding. Perhatikan saja. 
Bunga ungu kecil. Photo by Ari
Bunga ungu kecil. Photo by Ari
Bunga yang berwarna ungu kecil-kecil ini terlihat cantik dan semarak di antara hijau dedaunannya. Yang ini juga saya tidak tahu namanya. Maaf ya. 

Bunga alang-alang. Photo by Ari
Bunga alang-alang. Photo by Ari
Saat kami berjalan melintasi tepian bendungan yang cukup lebar, saya mendapati rumput liar, alang alang yang bunganya sedang mekar. Indah ya. Warnanya coklat. Jangan kawatir, saya sangat hati-hati saat ambil foto bunga ini.
Bunga alang-alang. Photo by Ari
Bunga alang-alang. Photo by Ari
Dengan latar belakang air bendungan yang coklat, bunga alang-alang ini nampak senada dengan lingkungan tempat dia hidup ya. Meskipun kadang orang menginjak-injak dia saat melintasi jalanan, dia tetap tumbuh indah dan berbunga. 

Bunga alang-alang putih. Photo by Ari
Bunga alang-alang putih. Photo by Ari
Bunga ilalang atau yang dari tadi saya sebut alang-alang, juga ada yang putih. Bila tertiup angin, bunganya akan bergoyang kesana kemari. Jika tidak kuat menahan hempasannya, bunga ini akan lepas dari tangkainya dari bertebaran di udara. 

Bunga merah kecil.photo by Ari
Bunga merah kecil.photo by Ari
Bunga Nona Makan Sirih. Itu nama bunga di atas. Saya lupa apa nama bekennya di desa saya. Tapi kalau mau cari di toko bunga, sebut saja bunga Nona Makan Sirih. Tidak tahu juga kenapa diberi nama itu. 

Bunga Nona Makan Sirih. Photo by Ari
Bunga Nona Makan Sirih. Photo by Ari
Saat bunganya mekar, nampak indah sekali. Meski ukuran kecil, namun saat mekar bersaam-sama bergerombol merah cerah sungguh menyemarakkan hati yang melihatnya. Terutama hati pencinta bunga seperti saya.

Bunga pink cantik. Photo by Ari
Bunga pink cantik. Photo by Ari
Perjalanan berlanjut untuk mendapati pemandangan indah di atas. Bunga kecil-kecil berwarna pink. Itu kesukaan saya. Meski kecil sekali, kalau diperhatikan baik-baik dengan seksama, akan nampak jelas keindahannya. Apa nama bunga ini ya? Yang tahu namanya, tolong infokan ke saya ya. Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun