Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunga di Tepi Jalan (Dalam Sebuah Perjalanan)

2 April 2019   20:37 Diperbarui: 2 April 2019   22:43 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aneka bunga-bunga penuh warna yang tumbuh di tepian jalan raya menuju bendungan Kunci

Perjalanan pagi di masa kecil saya memberi satu kenangan indah tak terlupakan. Perjalanan apakah? Sebuah perjalanan menapaki jalanan di desa tempat saya tinggal. Saat matahari masih belum menampakan wajahnya. 

Setiap hari Minggu pagi, Ibu saya selalu mengajak anak-anaknya jalan pagi bersama. Saat udara masih sejuk. Belum banyak kendaraan berlalu lalang. Memori lebih dari 30 tahun lalu terus menghiasi perjalanan hidup saya hingga kini.

Pemandangan pagi tepi sawah. Photo by Ari
Pemandangan pagi tepi sawah. Photo by Ari
Kadang kami berpapasan dengan para penjual sayuran yang siap-siap berjualan di pasar. Ada juga penjual bambu. Tapi yang paling saya nantikan adalah pertemuan dengan penjual jajanan pasar. Dan bisa ditebak keinginan si anak kecil ini setelah menempuh perjalanan panjang di pagi hari. Tepat sekali, minta beli aneka makanan, ada lupis, gatot, gethuk dan lain-lain.

Kami melintasi persawahan yang masih sunyi. Ibu dan saya melintasi dengan senang. Dan sekarang setelah puluhan tahun kemudian, kebiasaan ini masih kadang kami jalani bersama. 

Tepatnya saat saya menghabiskan waktu liburan di rumah. Bedanya adalah, sekarang saya jalan-jalan pagi sambil mengumpulkan foto-foto bunga cantik di tepian jalan yang kami lewati. Alhasil, saya selalu jauh tertinggal di belakang. Kadang saya berlarian kecil mengejar Ibu saya jika jarak kami sudah terlalu jauh.


Sier. Bendungan Irigasi. Photo by Ari
Sier. Bendungan Irigasi. Photo by Ari
Saya akan bagikan foto-foto bunga yang saya dapatkan ya. Tapi saya tidak tahu nama semua jenis bunganya. Saya beri keterangan pada bunga-bunga yang saya saja namanya. Oya, bunga-bunga ini ada di sekitaran jalan desa Kunci menuju bendungan yang biasa kami sebut Sier. 

Bendungan untuk irigasi persawahan Kunci. Photo by Ari
Bendungan untuk irigasi persawahan Kunci. Photo by Ari
Bunga pertama yang paling banyak kami temui adalah bunga Putri Malu atau terkenal dengan sebutan Mirabilis jalapa. Warnanya merah muda. Bentuk bunganya kecil mungil dan biasanya berkelompok. Meski ada juga yang tumbuh satuan.

Mirabilis jalapa. Bunga Putri Malu. Photo by Ari
Mirabilis jalapa. Bunga Putri Malu. Photo by Ari
Tanaman ini disebut Putri Malu karena sifat daunnya yang sensitif terhadap gerakan. Ketika daunnya kena sentuhan lembut saja, maka daunnya akan menutup. 

Bunga Putri Malu jenis besar. Photo by Ari
Bunga Putri Malu jenis besar. Photo by Ari
Pada umumnya, tanaman ini tumbuh menjalar di tanah tidak terlalu tinggi. Jangan membayangkan menjalar seperti tanaman semangka atau melon ya. Rata-rata ukuran tanaman ini pendek dan memenuhi sepanjang jalan yang bisa ditumbuhi. 

Putri Malu yang bisa tumbuh membesar dan meninggi. Photo by Ari
Putri Malu yang bisa tumbuh membesar dan meninggi. Photo by Ari
Namun saya temui juga jenis Putri Malu yang bisa tumbuh meninggi dan membesar. Hati-hati ya di tangkai daunhya ada semacam duri-duri kecil. Berbahaya juga bila sampai kena kulit. Tanaman ini ternyata ada yang memanfaatkannya sebagai tanaman herbal. Saya pernah baca artikelnya di internet. Saya tidak ingat fungsi utamanya untuk apa. 

Saya lanjut ke bunga yang ke dua ya.  Bunga ini memberi kenangan tersendiri dengan almarhum Bapak saya. 

Bunga kuning kecil. Photo by Ari
Bunga kuning kecil. Photo by Ari
Apakah ada yang tahu nama bunga ini? Bentuknya sepintas seperti bunga matahari tapi versi yang super mini. Warnanya kuning cerah. Saya pernah sengaja membawa pulang tanaman ini dan saya tanam di halaman depan rumah. Tapi Bapak saya tidak suka. Katanya itu tanaman rumput tidak cocok ditanam di halaman rumah. Sebagai anak kecil, saya menurut saja apa kata Bapak. 

Ternyata tanaman ini juga banyak ditanam sebagai tanaman hias di tepi jalan raya kota. Ada juga yang menanamnya di halaman rumah. Hanya saja tanaman ini tumbuh liar di kampung saya. Jadi mungiin tidak masuk hitungan tanaman hias waktu itu. Oya, ada yang sebut nama bunga ini sebagai bunga Tusuk Konde. 

Cockcomb. Bunga gembel. Photo by Ari
Cockcomb. Bunga gembel. Photo by Ari
Ada juga bunga jengger ayam atau terkenal dengan sebutan bunga gembel di kampung saya. Akhir-akhir ini bunga ini sangat ngetrend dijadikan tanaman hoas yang dibudidayakan secara luas untuk wisata. Baca di artikel saya tentang Asmara Garden di kota Klampok. Ada banyak jenis tanaman bunga ini berwarna merah dan kuning di sana.

Bunga merah kecil. Photo by Ari
Bunga merah kecil. Photo by Ari
Bunga selanjutnya saya lihat juga merambat liar di pephonanan di tepi jalan. Ada yang ingat bunga ini biasanya dipakai untuk hiasan di mana? Beberapa korsase pengantin menggunakan bunga ini untuk hiasan. Jujur saya tidak tahu namanya dalam bahasa Indonesia. Saya tahu ini disebut Cypress vine. Jenis warna merah. Ada jiga warna-warna lainnya. Tanaman ini mudah tumbuh. Saya juga pernah mendapatinya di halaman depan rumah saya, tanpa saya tanam.

Bunga Kertas. Zinnia. Photo by Ari
Bunga Kertas. Zinnia. Photo by Ari
Bunga Zinnia atau kembang kertas disebut di desa saya, menjadi salah satu bunga favorit saya di masa kecil. Teman nenek saya di halaman depan rumahnya ada bunga kertas sangat banyak. Kalau teman nenek saya datang, selalu membawakan saya satu besek/piti berisi bunga kertas penuh. Kalau beliau lupa, saya akan sedih, ngambek dan menangis. Bunga ini pun mudah tumbuh. Makanya mungkin ada ditemukan di pinggir jalan ya.

Canna. Bunga Kana. Photo by Ari
Canna. Bunga Kana. Photo by Ari
Selanjutnya saya juga menemukan bunga ganyong. Nama kerennya bunga Canna. Bunga ganyong adalah istilah di desa saya. Kalau mekar sangat indah. Entah mengapa bisa tumbuh liar di tepian jalan. Bunga ini sebenarnya jenis tanaman hias yang banyak di tanam di pembatas jalan kota besar. Apakah Anda pernah lihat di sekitar Anda? Saya pengamat jalan raya tepatnya tanaman di sekitar jalan raya di kota besar. Jadi sering lihat tanaman ini di tepian jalan. Ada jiga beberapa bangunan besar yang menjadikannya tanaman hias di bagian luarnya, di tepian dinding. Perhatikan saja. 
Bunga ungu kecil. Photo by Ari
Bunga ungu kecil. Photo by Ari
Bunga yang berwarna ungu kecil-kecil ini terlihat cantik dan semarak di antara hijau dedaunannya. Yang ini juga saya tidak tahu namanya. Maaf ya. 

Bunga alang-alang. Photo by Ari
Bunga alang-alang. Photo by Ari
Saat kami berjalan melintasi tepian bendungan yang cukup lebar, saya mendapati rumput liar, alang alang yang bunganya sedang mekar. Indah ya. Warnanya coklat. Jangan kawatir, saya sangat hati-hati saat ambil foto bunga ini.
Bunga alang-alang. Photo by Ari
Bunga alang-alang. Photo by Ari
Dengan latar belakang air bendungan yang coklat, bunga alang-alang ini nampak senada dengan lingkungan tempat dia hidup ya. Meskipun kadang orang menginjak-injak dia saat melintasi jalanan, dia tetap tumbuh indah dan berbunga. 

Bunga alang-alang putih. Photo by Ari
Bunga alang-alang putih. Photo by Ari
Bunga ilalang atau yang dari tadi saya sebut alang-alang, juga ada yang putih. Bila tertiup angin, bunganya akan bergoyang kesana kemari. Jika tidak kuat menahan hempasannya, bunga ini akan lepas dari tangkainya dari bertebaran di udara. 

Bunga merah kecil.photo by Ari
Bunga merah kecil.photo by Ari
Bunga Nona Makan Sirih. Itu nama bunga di atas. Saya lupa apa nama bekennya di desa saya. Tapi kalau mau cari di toko bunga, sebut saja bunga Nona Makan Sirih. Tidak tahu juga kenapa diberi nama itu. 

Bunga Nona Makan Sirih. Photo by Ari
Bunga Nona Makan Sirih. Photo by Ari
Saat bunganya mekar, nampak indah sekali. Meski ukuran kecil, namun saat mekar bersaam-sama bergerombol merah cerah sungguh menyemarakkan hati yang melihatnya. Terutama hati pencinta bunga seperti saya.

Bunga pink cantik. Photo by Ari
Bunga pink cantik. Photo by Ari
Perjalanan berlanjut untuk mendapati pemandangan indah di atas. Bunga kecil-kecil berwarna pink. Itu kesukaan saya. Meski kecil sekali, kalau diperhatikan baik-baik dengan seksama, akan nampak jelas keindahannya. Apa nama bunga ini ya? Yang tahu namanya, tolong infokan ke saya ya. Terimakasih.

Bunga Curing/Kenikir. Photo by Ari
Bunga Curing/Kenikir. Photo by Ari
Nah, si bunga cantik di atas biasanya disebut curing. Daunnya bisa dimanfaatkan untuk sayura. Kalau Anda baca tulisan saya tentang "Mari Berkebun Sayur", ada ulasan sederhana dan singkat tentang tanaman ini. 

Tahukah Anda? Bunga inilah yang saya cari-cari bijinya. Lalu saya sebarkan di halaman depan rumah saya. Dan pada akhirnya tumbuh subur, bisa dibagikan pada tetangga. Saya sebut sebagai proyek " Vegetables for free". Berawal dari bunga di tepi jalan, menjadi bunga hias di halaman dan bermanfaat bagi teman. 

Sekian kisah saya malam ini. Kisah sederhana mengenai bunga-bunga yang saya temui sepanjang pinggir jalan raya menuju bendungan Kunci. 

Bunga-bunga liar ini tetap tumbuh dan berbunga indah meskipun tak ada yang memperhatikan. Mereka tetap mekar, meskipun tidak ada yang memujinya. Karena mereka tahu, untuk itulah mereka boleh tumbuh. Memberi semarak keindahan untuk lingkungan sekitar.

Bagaiamana dengan hidup Anda dan Saya? Sudahkah kita memberikan pancaran semarak keindahan di manapun Tuhan telah tempatkan kita. Di bumi pertiwi Indonesia tercinta. Ada atau tidak ada yang memperhatikan, tetaplah memberikan "keindahan" dalam budi pekerti dan tutur bahasa kita. 

Selamat malam. Salam hangat dari pencinta bunga. Pun bunga di tepi jalan, saya kagumi keindahannya.

...

Written by Ari Budiyanti

2 April 2019

Foto penulis artikel di antara bunga jengger ayam yang dibudidayakan menjadi bunga hias di Asmara Garden Klampok
Foto penulis artikel di antara bunga jengger ayam yang dibudidayakan menjadi bunga hias di Asmara Garden Klampok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun