Berbicara mengenai kesehatan, terdapat hal yang tidak kalah penting dari sebuah kesehatan fisik. Hal itu ialah kesehatan mental.
Menurut WHO kesehatan mental ialah kondisi kesejahteraan yang disadari individu yang mana di dalamnya terdapat kemampuan dari sang individu untuk mengelola stres/tekanan kehidupan yang wajar. Dengan kata lain, melalui kesehatan mental seorang individu dapat bekerja secara produktif, menghasilkan, serta berperan serta di dalam lingkungan.
Seseorang dengan keadaan mental yang sehat dapat mempergunakan potensi diri secara maksimal dan menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, individu dengan kesehatan mental yang buruk atau terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, gangguan dalam berpikir, serta berpotensi memiliki emosi yang dapat mengarah pada tindakan atau perilaku yang buruk.
Beberapa jenis gangguan mental pada individu dengan kesehatan mental yang buruk antara lain ialah depresi, bipolar, psikosis, gangguan kecemasan atau anxiety, gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan stres pasca trauma.
Menurut NHS tahun 2022, terdapat berbagai cara untuk menjaga kesehatan mental seseorang antara lain, memelihara hubungan sosial, mempelajari keterampilan-keterampilan baru, berbagi dengan sesama, menaruh perhatian penuh pada apa yang sedang dilakukan di suatu waktu (mindfulness), dan melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik adalah 'obat' yang luar biasa untuk kesehatan mental. Menurut The 2018 Physical Activity Guidelines for Americans, terdapat banyak manfaat dari bugarnya kondisi kesehatan fisik seseorang dan hubungannya dengan kesehatan mental, didukung kuat dengan penelitian-penelitian.
Sebagaimana penelitian oleh Remkar pada tahun 2022 melalui konsep “dualist view of health”, menyebutkan bahwa aspek kesehatan mental dan fisik adalah dipandang sebagai sesuatu yang berbeda, namun keduanya saling berhubungan. Ia menambahkan bahwa pemeliharaan kesehatan fisik adalah prioritas utama di dalamnya.
Penelitian oleh Masanori di tahun 2007, menyampaikan bahwa olahraga di waktu senggang, berjalan atau bersepeda menuju tempat kerja, dapat dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik.
Selain itu, sebuah tinjauan sistematik yang dilakukan di Cina pada tahun 2022 oleh Mengfei Li menunjukkan bahwa individu dengan aktivitas fisik yang reguler, intensitas tinggi, dan berdurasi 30-60 menit atau lebih per hari dikaitkan dengan risiko kecemasan, depresi, dan emosi negatif yang lebih rendah.