Mohon tunggu...
ARI ISWAHYUDI
ARI ISWAHYUDI Mohon Tunggu... Guru - INFULANCER PSIKOLOGI, TEACHER OF SPECIAL NEED STUDENT, AND PARENTING

PSIKOLOGI, EDUCATION,RELIGION,CHILD, LIFE, PARENTING, TRAVELER

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudahkah Sekolah Inklusi Menerapkan Hal Ini?

22 September 2023   13:33 Diperbarui: 22 September 2023   15:03 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi | sumber: meenta.net

Adanya Permendiknas nomor 70 tahun 2009 menyatakan bahwa Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. 

Serta pada Pasal 3 ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Adanya permendiknas tersebut pun membuat sekolah dengan sistem inklusi kini mulai menjamur di indonesia. Namun pertanyaanya sudah siapkah sekolah inklusi memberikan pelayanan terbaik pada siswa berkebutuhan khusus ? 

Perlu diketahui bahwa sekolah yang ingin menyelenggarakan program inklusi harus siap dengan prinsip dari sekolah inklusi itu sendiri seperti,

 Sekolah inklusi harus memiliki pendidikan yang ramah, artinya sistem pendidikan,lingkungan sekolah, dan fasilitas sekolah harus ramah dan mendukung peserta didik berkebutuhan khusus.


Sekolah inklusi sebisa mungkin harus dapat mengoptimalkan dan memfasilitasi potensi yang dimiliki oleh peserta didik berkebutuhan khusus.

Sekolah inklusi harus seoptimal mungkin menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dengan orang tua peserta didik berkebutuhan khusus.

Sekolah inklusi harus siap akan perubahan sistem, artinya sistem yang ada di sekolah harus bersifat fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan peserta didik berkebutuhan khusus.

Bagaimana dengan sekolah di lingkungan anda ?

Yang menjadi urgensi pada sekolah inklusi seharusnya tidak melulu menekankan akademik pada siswa ABK, namun ada hal-hal yang lebih penting dari nilai akademis yang perlu diajarkan kepada mereka seperti,

1. Mengajarkan PDBK (Peserta didik berkebutuhan khusus) untuk bersosial dengan lingkungannya. 

Ilustrasi PDBK berinteraksi dengan temannya | Dok. Pribadi
Ilustrasi PDBK berinteraksi dengan temannya | Dok. Pribadi

Salah satu fungsi diselenggarakannya sekolah inklusi adalah sebagai wadah untuk siswa PDBK untuk belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya. 

Dan mungkin ini pula yang diharapkan oleh orang tua PDBK tersebut. dengan mengajarkan sosialisasi pada PDBK maka akan membuat mereka belajar bagaimana harus berperilaku yang baik ketika dengan orang lain.

 Ajarkan siswa PDBK cara berinteraksi yang baik dengan sesama teman mereka, sesama guru dan orang-orang yang ada di lingkungan sekolah seperti tukang kebun dan satpam sekolah. 

Ketika anak banyak diajak berinteraksi anak akan menjadi familiar dengan  lingkungannya sehingga membuat dia nyaman dan percaya diri ketika berbicara atau berkegiatan di sekolah.

 Selain itu akan melatihkan anak berkebutuhan khusus bagaimana bersosialisasi ketika berada di lingkungan yang lebih luas.

Mengajarkan sosialisasi pada siswa PDBK juga akan menumbuhkan lingkungan sekolah menjadi inklusif yaitu adanya kesadaran pada orang-orang di sekolah baik anak-anak reguler maupun guru dan karyawan sekolah  bahwa di sekolah mereka terdapat anak berkebutuhan khusus yang memerlukan perhatian dari semua orang di lingkungan sekolah.

 Dengan begitu para civitas di lingkungan sekolah pun akan belajar cara berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus, mengerti karakter anak berkebutuhan khusus dan bisa jadi mereka akan belajar juga cara menangani anak berkebutuhan khusus tersebut ketika sedang tantrum atau ketik muncul perilaku menyimpang mereka.

Ilustrasi PDBK berinteraksi dengan gurunya | Dok. Pribadi
Ilustrasi PDBK berinteraksi dengan gurunya | Dok. Pribadi

2. Mengajarkan PDBK untuk bina diri yang baik dan benar

Perlukah sekolah inklusi mengajarkan bina diri? padahal itu kan tugas orang tua !.

Sekolah pun perlu mengajarkan bina diri pada siswa berkebutuhan khusus, hal ini dikarenakan biasanya banyak dari para siswa PDBK khususnya pada jenjang SD yang belum bisa atau belum konsisten untuk melakukan bina diri setelah buang air kecil dan besar dengan baik dan benar. 

Adapula anak PDBK yang masih kesusahan untuk melepas atau memakai seragam ketika ganti baju. 

Kegiatan keseharian di sekolah yang menyangkut diri siswa ABK inilah yang perlu diajarkan pada mereka, agar mereka terlatih dan suatu saat bisa secara mandiri melakukan hal tersebut. 

apa lagi biasanya siswa PDBK yang baru masuk di sekolah akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya, sehingga peran semua pihak dalam sekolah pun harus memahami dan mensupport siswa PDBKnya untuk berlatih kegiatan bina diri di sekolah.

3. Mengajarkan life skill pada PDBK

Ilustrasi PDBK latihan membuat jeruk peras | Dok. Pribadi
Ilustrasi PDBK latihan membuat jeruk peras | Dok. Pribadi

Life Skill adalah sebuah modal yang sangat diperlukan oleh siswa PDBK ketika ia dewasa dan terjun di lingkungan masyarakat nantinya. 

Sekolah sebagai sarana untuk belajar dan mengembangkan diri adalah tempat terbaik untuk para siswa berkebutuhan khusus berlatih mengambangkan skill mereka. 

Tidak menuntut siswa PDBK harus memiliki skill yang hebat pada suatu bidang tertentu, namun skill berkegiatan keseharian yang dirasa lebih penting untuk dilatihkan pada siswa PDBK

Kemampuan seperti latihan mencuci piring sendiri, latihan memasak makanan sederhana, memotong sayur, mengambil air di dispenser, latihan melipat menyetrika baju, latihan mengambil makan sendiri dll.

 Kemampuan ini lah yang sangat diperlukan dan sangat membantu pada kehidupan siswa PDBK kita.

Ilustrasi PDBK belajar memotong jeruk |Dok. Pribadi
Ilustrasi PDBK belajar memotong jeruk |Dok. Pribadi

4. Memfasilitasi pemberian terapi pendukung pada PDBK

Ilustrasi PDBK latihan vestibular / keseimbangan dan fokus dengan  menggunakan balok titian | Dok. Pribadi
Ilustrasi PDBK latihan vestibular / keseimbangan dan fokus dengan  menggunakan balok titian | Dok. Pribadi

Terapi adalah hal yang sangat-sangat dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus. terapi merupakan sarana untuk melatihkan kemampuan dasar pada anak berkebutuhan khusus dan mengurangi perilaku-perilaku yang masih menyimpang pada perilaku anak berkebutuhan khusus. 

Namun biasanya sesi dan waktu terapi yang relatif singkat menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu sangat perlu orang tua untuk konsisten juga memberikan stimulasi-stimulasi dan arahan yang sama dengan terapis anaknya ketika di rumah. 

Sekolah inklusi pun sama. Untuk mendukung konsistensi perkembangan yang baik pada PDBKnya juga perlu menyediakan sarana dan media untuk mendukung terapi PDBK ketika berada di sekolah.

 Seperti menyediakan balok titian guna melatih vestibular atau keseimbangan tubuh PDBK, berbagai macam flashcard sebagai media pendukung melatih wicara PDBK,  meja U sebagai media belajar untuk ananda PDBK, bola,cont sebagai sarana melatih kemampuan motorik kasar ananda, puzzle, benang dan manik-manik sebagai media untuk melatih motorik halus ananda, pasir, playdoh sebagai sarana melatih kemampuan sensori ananda, dan lain sebagainya. 

Dengan memberikan fasilitas media untuk terapi ini akan mendukung PDBK untuk konsisten dalam perkembangannya.

Tentu dalam penerapannya diperlukan peran yang aktif dan konsisten  dari pihak sekolah khususnya guru pendamping khusus (GPK), wali kelas, kepala sekolah dan orang tua. 

Terutama ketika proses pembuatan  PPI (Program Pembelajaran Individu), dalam PPI ini GPK bisa memberikan opsi program pengembangan individu berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan siswa ABK tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun