Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Bakat/Talenta Peserta Didik Melalui Pelajaran Agama

25 Januari 2021   02:09 Diperbarui: 25 Januari 2021   02:53 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Materi Aku Memiliki Kemampuan (Sumber: Dokpri-diolah)

Sebagai guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas VII, VIII, IX, materi yang disampaikan tentu berbeda dalam hal metode dan isinya. Secara khusus saat ini saya akan menjawab tantangan Mengajar di Kompasiana, belajar bersama kelas VII, dalam materi "Aku Memiliki Kemampuan". Sebelum masuk ke materi ini, maka perlu terlebih dahulu untuk kita sedikit melihat materi sebelumnya "Aku Citra Allah Yang Unik", sehingga akan menjadi penghantar untuk memahami materi.

Masalah yang sering dihadapi oleh remaja pada saat mereka memasuki peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja awal adalah krisis identitas. Krisis identitas ditandai dengan munculnya pertanyaan "siapa aku?" Pertanyaan itu muncul didorong oleh kesadaran adanya berbagai perubahan dalam dirinya, baik lingkungan yang dihadapinya, sikap orang lain terhadap dirinya, maupun perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada dirinya. Krisis itu akan terlampaui dengan baik dan mereka dapat memasuki masa remaja dengan wajar bilamana mereka mampu menemukan jawaban atas pertanyaan mendasar tersebut. Mereka membutuhkan keyakinan diri dan jawaban yang pasti. Sebab bila mereka tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, dapat berdampak sikap dan perilaku yang negatif.

Peserta didik perlu dibimbing untuk menemukan pengetahuan dan pemahaman identitasnya dari segi iman. Dalam hal ini, Kitab Suci memberikan jawaban yang dapat membuka pengetahuan tentang diri remaja secara lebih luas dan mendalam, yakni bahwa mereka (dan semua manusia) adalah pribadi yang unik, dan keunikan itu dikehendaki oleh Allah. Bahkan lebih dari itu semua, sebagai pribadi yang unik itu oleh Allah dianugerahi martabat yang luhur, yakni diciptakan sebagai citra Allah yang baik adanya. Sambil menghayati keunikan yang ada dalam dirinya, peserta didik perlu diajak menyadari akan panggilannya sebagai citra Allah, yakni sebagai pancaran dan perwujudan Allah bagi sesamanya (Kejadian 1: 26-28). 

Setiap manusia itu unik, tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu dapat diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/ kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah hati. Sebagai citraNya, Allah melengkapi manusia dengan akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya. Ia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Sebagai citra Allah, kita harus mulai mengembangkan ketaatan kepada Allah, sikap bertanggung jawab dan berupaya menampilkan kecitraan Allah sendiri sebagai Pencipta dan Pemelihara melalui kata dan perbuatan, bukan dengan sikap yang menghancurkan dan menguasai. 

Materi "Aku Memiliki Kemampuan", berdasarkan pada Kompetensi Dasar: 1.1 Bersyukur karena dirinya diciptakan sebagai citra Allah yang sederajat yang memilik kemampuan dan keterbatasan. 2.1 Percaya diri sebagai citra Allah yang sederajat yang memiliki kemampuan dan keterbatasan. 3.1 Memahami pandangan Kristiani  tentang keunikan manusia sebagai Citra Allah yang sederajat yang memiliki kemampuan dan keterbatasan. 4.1 Melakukan aktivitas yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya sebagai citra Allah yang sederajat yang memiliki  kemampuan dan keterbatasan. Sedangkan Indikator dari materi ini adalah peserta didik mampu:

  • Menjelaskan cara dan sikap yang perlu dimiliki dalam usaha mengembangkan kemampuan
  • Menjelaskan pesan kutipan Kitab Suci Matius 25:14-30 berkaitan dengan upaya mengembangkan kemampuan
  • Menyusun doa syukur atas berbagai kemampuan yang dimiliki

Melalui materi ini, peserta didik dapat menyadari tugas dan kewajiban untuk mengembangkan talenta/bakat, sehingga dapat menemukan, menyadari, dan mengembangkan anugerah kemampuan yang Tuhan berikan. Remaja SMP pada umumnya memiliki kendala untuk mengenali dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, khususnya mereka yang memiliki kemampuan yang menonjol dan yang mendapat bimbingan dan penyaluran dari guru atau orang tuanya. Tetapi lebih banyak mereka yang sampai saat ini masih mengalami kebingungan. Oleh karena itu, mereka perlu dibimbing untuk menemukannya sehingga sejak dini mereka dapat mengarahkan cita-cita mereka sesuai dengan kemampuannya itu. Mereka perlu dilatih melihat kemampuan-kemampuan yang menonjol, kebiasaan yang paling disukai, minat yang ditekuni. Mereka juga perlu dilatih mendengar pendapat teman-temannya tentang kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya.

Iman Kristiani menegaskan kepercayaan bahwa setiap manusia sejak awal diciptakanNya sudah dibekali oleh Allah dengan berbagai kemampuan. Bekal itu diberikan supaya manusia dapat hidup dan berkembang menuju kesempurnaannya. Setiap orang diberi kemampuan yang berbeda satu terhadap yang lain, sebab dengan perbedaan tersebut maka terjadilah apa yang dikehendaki Tuhan, yakni agar manusia saling membantu dan bekerja sama dalam memperkembang diri. Tetapi kemampuan yang telah dianugerahkan Allah itu perlu disadari dan dikembangkan dengan sikap yang bertanggung jawab, sebab pada saatnya nanti, manusia harus mempertanggungjawabkan pemberian Tuhan itu. Gagasan inilah yang cukup jelas diungkapkan dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25: 14-30). 

Melalui pengamatan diri dan meminta bantuan dari teman-temannya, peserta didik diharapkan mampu menemukan, mengamini, dan menyadari panggilan berbagai kemampuan yang melekat pada dirinya yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya. Pada akhirnya diharapkan peserta didik siap mengarahkan dan mengembangkan hidup dan masa depan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam kerja sama dengan orang lain dan dengan penuh kepercayaan diri. 

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak mempunyai kemampuan, sebab pada saat Allah menciptakannya, Ia sudah membekali manusia dengan berbagai kemampuan, walaupun kemampuan yang diberikan itu berbeda satu dengan yang lain. Tugas manusia adalah bertanya, mencari dan menemukan dalam dirinya kemampuan-kemampuan itu. Kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan itu perlu dilatih dan dikembangkan, agar lebih bermanfaat. Tidak dapat langsung terampil tanpa berlatih. 

Perumpamaan tentang talenta memberi pesan yang cukup jelas kepada kita. Kemampuan yang ada pada diri manusia merupakan anugerah Allah, bukan berasal dari diri manusia itu sendiri. Manusia harus bertanggung jawab terhadap pemberian Tuhan. Sikap bertanggung jawab ditunjukkan dengan berusaha keras mengembangkannya agar berbuah berlipat ganda, dan berguna bagi diri sendiri. Sebaliknya, bila manusia hanya membenamkan kemampuan yang telah diberikan itu, berarti manusia menyia-nyiakan anugerah itu, dan dan lama-kelamaan kemampuannya itu akan tumpul, bahkan akan hilang. 

Untuk lebih jelasnya, mari kita simak materi tentang "Aku Memiliki Kemampuan", melalui video youtube hasil karya sederhana saya berikut ini (jangan lupa like dan subscribe ya....hehe): 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun