Mohon tunggu...
Arfi Mutsiah
Arfi Mutsiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berita Online

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peduli Kesehatan Masyarakat Desa Selokaton, Kendal dengan Adanya Sosialisasi secara Berkala di Era New Normal

17 November 2021   20:30 Diperbarui: 17 November 2021   20:51 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi merupakan sebuah proses memasukan individu kedalam dunia sosial. Sosialisasi adalah proses belajar seorang individu masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya. Sosialisasi biasa dilakukan untuk perkumpulan individu yang menjadi sebuah masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat merupakan suatu upaya untuk memberikan masukan kepada individu-individu. Dengan tujuan dapat memberikan sebuah informasi dan pemahaman sesuai dengan peranannya.

Dalam sosialisasi masyarakat juga dapat mengembangkan dan melatih kemampuan dalam berkomunikasi. Dapat melatih ketrampilan serta menggali pengetahuan untuk bekal melangsungkan hidup dalam masyarakat. Banyak tempat yang sering dijumpai oleh individu dan mengharuskan untuk bersosial yaitu seperti lingkungan keluarga, desa, dan pendidikan. Terkhusus didalam keluarga, perlu banyak pengetahuan yang harus didapat agar menumbuhkan budaya yang baik dan benar dalam segala aspek,terutama dalam kesehatan.

Hidup sehat merupakan bagian yang paling dibutuhkan oleh tubuh manusia, maka dari itu berpola hidup sehat adalah sebuah kunci kesehatan tubuh. Adanya wabah virus Covid-19 yang menyerang di Indonesia hampir 2 tahun lamanya membuat seluruh warga dituntut untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang berbeda. Tetapi tak banyak orang mengerti akan itu, sehingga sulit bagi mereka untuk menerapkan pola hidup sehat yang sesuai. Masyarakat desa yang masih kental dengan tradisi yang menurun membuat mereka susah dalam menerima pengetahuan baru mengenai medis

Sosialisasi kesehatan sangatlah penting untuk masyarakat desa yang masih menganut tradisi yang menurun, karenanya sosialisasi secara berkala harus sering dilakukan agar tidak adanya kesalahpahaman dalam menerapkan hidup sehat dalam new normal ini. Delapan M di era new normal ini sangatlah penting, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga kesehatan, menghindari menyentuh wajah, melakukan isoman, dan melakukan vaksinasi.

Dengan adanya kegiatan rutin dalam desa, terutama di desa Selokaton yaitu adanya kegiatan posyandu anak dan lansia, kumpulan rutin ibu-ibu PKK disetiap RT membuat para tenaga kesehatan di desa mudah untuk melakukan sosialisasi kesehatan. Adaptasi pola hidup yang sangat jauh berbeda dari biasanya membuat para warga setempat harus merubah pola hidupnya. Seperti meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara rutin mengonsumsi buah, sayur, serta berbagai suplemen lainnya. Tidak hanya meningkatkan kekebalan tubuh menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan juga harus dikontrol agar tidak mudah virus dalam berkembangbiak, mengingat bahwa pencegahan utama dari virus Covid-19 adalah menjaga kebersihan.

Seperti yang sudah diketahui bahwa virus ini sangatlah mudah menular bahkan tanpa harus adanya kontak fisik, sebab itu seluruh warga harus memiliki bekal yang cukup agar tidak pergi ketempat yang memicu kerumunan, seperti pasar dan swalayan. Maka dari itu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat desa dengan cara bersosialisasi adalah cara yang tepat agar masyarakat selalu melakukan pola hidup yang sehat

Memberikan informasi atau mensosialisasikan mengenai penanaman sayur sendiri adalah cara yang paling efektif agar masyarakat desa untuk membatasi diri dalam bertemu dengan orang lain dan tetap berada dirumah. Selain itu juga tingkat kebersihan dan kandungan dalam sayur sudah pasti terjamin karena kita sendiri dapat memgontrolnya. Tak hanya itu manfaat yang didapat dari menanam sayur sendiri, seperti membuat tubuh kita menjadi aktif karena melakukan aktivitas bercocok tanam tersebut, mengurangi stress karena aktivitas produktifnya, dan menghasilkan lingkungan menjadi sehat karena tumbuhan merupakan sumber daya yang dapat menghasilkan oksigen serta membantu menyaring udara yang kita hirup.

Seperti yang dilakukan mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang yang sedang melakukan pengabdian didesa Selokaton, dalam salah satu program kerja nya yaitu melakukan sosialisasi. Bertepatan diadakannya lomba tanaman toga dan lingkungan sehat, maka mahasiswa KKN melakukan sosialisasi mengenai cuci tangan dengan baik dan benar serta manfaat menanam tanaman toga sendiri. Setelah melakukan sosialisasi pertama ternyata tidak banyak warga yang mengerti cara cuci tangan dengan baik dan benar yang sesuai dengan standar prosedur.

Cuci tangan merupakan hal utama yang harus dimengerti setiap individu dalam era new normal ini, karena setalah berpergian atau menyentuh benda yang sifatnya berada ditempat umum hendaknya kita selalu mencuci tangan setelahnya. Jika dalam cuci tangan tidak dilakukan dengan baik dan benar bisa saja kuman yang berada dalam tangan kita tidak sepenuhnya hilang.

Cuci tangan dengan baik dan benar menurut WHO yaitu dengan melakukan 7 langkah seperti berikut:

  1. Pertama membasahi tangan,
  2. Usap dan gosok kedua punggung tangan,
  3. Gosok sela-sela jari tangan,
  4. Membersihkan ujung jari dengan cara mengatup,
  5. Gosok dan putar kedu ibu jari,
  6. Letakkan ujung jari pada telapak tangan,
  7. Bersihkan kedua pergelangan tangan, dan bilas seluruh bagian tangan lalu keringkan dengan handuk atau tisu.

Tidak hanya mensosialisasikan cuci tangan, mahasiswa KKN juga memberikan sedikit informasi mengenai manfaat menanam tanaman toga sendiri. Penyampaian informasi tersebut sangatlah bermanfaat juga untuk warga sekitar karena masyarakat dapat mengerti betapa pentingnya tanaman toga tersebut untuk pencegahan timbulnya penyakit-penyakit yang ada. selain itu warga setempat juga mengerti cara-cara pengolahan untuk dikonsumsi sendiri. Pemanfaatan sebagai usaha di rumah juga dapat diterapkan oleh warga karena jika warga mengerti untuk cara mengolah mereka juga dapat menjualnya sehingga mendapat penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun