Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Wayang Kontemporer] Runtuhnya Kejantanan Sang Arjuna

3 Agustus 2020   22:14 Diperbarui: 3 Agustus 2020   22:02 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ini pernah jadi ilustrasi di K postingan penulis pada 2012. Dokpri

Puncak Mahameru tampak demikian gagah kala kawah Jroning Saloka membumbungkan asapnya mendekati tahta Sang Hyang Wenang. Temaramnya senja yang akan menjemput purnamasidhi malam ini semakin menambah kemegahan Astina dan Amarta yang bersimpuh di bawahnya.

Di lereng tenggara Semeru, sekitar Senduro, Suyudana terbaring lemah di pembaringan sepi walau Banowati memeluk di sampingnya. Tak ada kehangatan yang ia rasakan selain gejolak hati yang bertentangan antara mempercayai Dursasana, adiknya atau Banowati, istrinya.

Banowati sendiri tak merasakan degup jantung Suyudana selain degup jantung sendiri yang menggelora karena ia cemburu membayangkan malam-malam  penuh kehangatan yang dirasakan Arjuno dan Srikandi yang sedang berbulan madu.

"Tidurlah sayaang...," Kata Suyudana lembut sambil mengecup bibir Banowati yang terpejam dalam lamunan samudra dosa.
Suyudana pun turun dari pembaringan dan keluar menuju wanasaba, tepi hutan tempat Arjuna berasyikmasyuk dengan Banowati seperti yang dikatakan Dursasana.

Dalam heningnya malam tiba-tiba saja guntur menggelegar karena teriakan Suyudana.
"Arjunaaaaa....mana kejantananmu!"

Ranu Regulo. Foto ini pernah jadi ilustrasi di K postingan penulis pada 2012. Dokpri
Ranu Regulo. Foto ini pernah jadi ilustrasi di K postingan penulis pada 2012. Dokpri
Di lereng barat Semeru, wilayah Amerto, Srikandi terbaring lelah setelah seharian berlatih memanah dengan berkuda demi sebuah dendam kesumat untuk menghabisi Bisma yang pernah mencampakkannya sebagai wanita. 

Degup jantung Arjuna yang menggelora bagaikan kawah Bromo yang akan memuntahkan lahar diabaikannya. Srikandi pun makin terlelap kala Arjuna mengecup keningnya sambil berkata lembut, "Tidurlah sayaang..."

Arjuna pun melangkah ke luar menuju wanasaba, tempat ia sering memadu nafsu gelimang dosa dengan Banowati istri Suyudana.

Di bawah rimbunnya pohon gayam yang meremang karena purnamasidhi Arjuna hanya terpaku kala melihat sekelebat bayangan yang kemudian berdiri di sebuah batu besar. Arjuna semakin terkejut kala mendengar guntur menggelegar dengan teriakan yang meruntuhkan kejantanannya.

"Arjunaaaaa....mana kejantananmu!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun