Mohon tunggu...
Areilya Cristiani
Areilya Cristiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dosen pengampu : Puput Iswandyah Raysharie, SE., ME Mata kuliah : Pengantar Ekonomi Makro Jurusan : Manajemen (A)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kebijakan Moneter dari BI/Bank Sentral terhadap UMKM

19 Oktober 2023   15:30 Diperbarui: 19 Oktober 2023   15:37 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan moneter dari bank sentral dapat berdampak positif dan negatif terhadap UMKM. Dampak positifnya adalah dapat mendorong pertumbuhan UMKM, sedangkan dampak negatifnya dapat menghambat pertumbuhan UMKM.

Dampak positif

Kebijakan moneter yang ekspansif, seperti penurunan suku bunga, dapat mendorong pertumbuhan UMKM. Hal ini karena penurunan suku bunga akan membuat kredit perbankan menjadi lebih murah, sehingga UMKM lebih mudah mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. Selain itu, penurunan suku bunga juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap produk dan jasa UMKM juga meningkat.

Berikut beberapa dampak positif kebijakan moneter terhadap UMKM:

  • Meningkatkan akses keuangan UMKM.

Kebijakan moneter yang ekspansif, seperti penurunan suku bunga, dapat mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit lebih banyak, termasuk kepada UMKM. Hal ini dapat meningkatkan akses keuangan UMKM dan membantu mereka untuk mengembangkan usahanya.

  • Meningkatkan daya saing UMKM. 

Kebijakan moneter yang dapat menjaga stabilitas harga, seperti pengendalian inflasi, dapat menciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi UMKM. Hal ini dapat membantu UMKM untuk meningkatkan daya saingnya dan bersaing dengan pelaku usaha lain.

  • Meningkatkan produktivitas UMKM.

Kebijakan moneter yang dapat mendorong investasi, seperti penurunan suku bunga, dapat mendorong UMKM untuk melakukan investasi dalam bentuk teknologi, peralatan, dan sumber daya manusia. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas UMKM dan meningkatkan daya saingnya.

Dampak negatif

Kebijakan moneter yang kontraktif, seperti kenaikan suku bunga, dapat menghambat pertumbuhan UMKM. Hal ini karena kenaikan suku bunga akan membuat kredit perbankan menjadi lebih mahal, sehingga UMKM lebih sulit mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. Selain itu, kenaikan suku bunga juga dapat mengurangi daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap produk dan jasa UMKM juga menurun.

Sementara itu, dampak negatif kebijakan moneter terhadap UMKM adalah:

  • Meningkatkan biaya produksi UMKM.

Kebijakan moneter yang kontraktif, seperti kenaikan suku bunga, dapat meningkatkan biaya produksi UMKM. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas UMKM dan bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan.

  • Meningkatkan risiko kredit UMKM.

Kebijakan moneter yang kontraktif dapat meningkatkan risiko kredit UMKM. Hal ini karena UMKM umumnya memiliki akses keuangan yang terbatas dan memiliki risiko kredit yang lebih tinggi.

Secara umum, dampak kebijakan moneter terhadap UMKM tergantung pada kondisi perekonomian dan kebijakan moneter yang diterapkan. Jika kondisi perekonomian sedang tumbuh dan kebijakan moneter bersifat ekspansif, maka dampak kebijakan moneter terhadap UMKM akan lebih positif. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian sedang melambat dan kebijakan moneter bersifat kontraktif, maka dampak kebijakan moneter terhadap UMKM akan lebih negatif.

Dampak kebijakan moneter BI terhadap UMKM di Indonesia

Bank Indonesia (BI) telah menerapkan kebijakan moneter yang ekspansif sejak tahun 2020 untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi COVID-19. Kebijakan ini telah memberikan dampak positif terhadap UMKM, seperti:

  • Pertumbuhan kredit UMKM yang meningkat, dari 5,5% (yoy) pada tahun 2019 menjadi 10,4% (yoy) pada tahun 2022.
  • Penurunan tingkat kredit bermasalah (NPL) UMKM yang menurun, dari 3,9% pada tahun 2019 menjadi 3,1% pada tahun 2022.
  • Peningkatan akses UMKM terhadap pembiayaan, dari 69,6% pada tahun 2019 menjadi 72,1% pada tahun 2022.

Namun, dampak kebijakan moneter BI terhadap UMKM juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kondisi ekonomi global, kondisi sektor keuangan, dan kebijakan pemerintah lainnya.

Strategi untuk meminimalkan dampak negatif kebijakan moneter terhadap UMKM

UMKM dapat melakukan beberapa strategi untuk meminimalkan dampak negatif kebijakan moneter, seperti:

  • Meningkatkan efisiensi operasional untuk mengurangi biaya produksi.
  • Meningkatkan kualitas produk dan jasa untuk meningkatkan daya saing.
  • Memperluas jaringan pemasaran untuk meningkatkan penjualan.
  • Melakukan diversifikasi usaha untuk mengurangi risiko.

Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan dukungan kepada UMKM untuk menghadapi dampak negatif kebijakan moneter, seperti:

  • Menyediakan pelatihan dan pendampingan UMKM untuk meningkatkan kapasitas.
  • Meningkatkan akses UMKM terhadap pembiayaan melalui program KUR. 
  • Meningkatkan promosi produk dan jasa UMKM.

Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat membantu UMKM untuk bertahan dan berkembang di tengah kondisi perekonomian yang fluktuatif.

Bank Indonesia (BI) memiliki berbagai upaya untuk meminimalkan dampak negatif kebijakan moneter terhadap UMKM. Salah satu upaya tersebut adalah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah program kredit yang diberikan oleh pemerintah kepada UMKM dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan suku bunga komersial.

Berikut adalah beberapa contoh dampak kebijakan moneter BI terhadap UMKM:

  • Pada tahun 2020, BI menerapkan kebijakan moneter yang ekspansif untuk mendukung pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Kebijakan ini termasuk penurunan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 75 basis poin menjadi 3,75%. Kebijakan ini berdampak positif terhadap UMKM, yaitu dengan meningkatkan akses keuangan UMKM dan mendorong pertumbuhan kredit UMKM.
  • Pada tahun 2022, BI mulai menerapkan kebijakan moneter yang kontraktif untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan ini termasuk kenaikan suku bunga BI7DRR sebesar 150 basis poin menjadi 5,75%. Kebijakan ini berdampak negatif terhadap UMKM, yaitu dengan meningkatkan biaya produksi UMKM dan meningkatkan risiko kredit UMKM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun