Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Virus Covid-19 dan Penerapan Stoisisme

20 Maret 2020   05:15 Diperbarui: 20 Maret 2020   14:30 3868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari dailystoic.com

Dan sama seperti ilmu filsafat pada umumnya, Stoisisme pastinya menggunakan nalar (berpikir) dalam menanggapi setiap peristiwa dan permasalahan yang ada agar hidup selaras dengan Alam

Jika kita melihat penyebaran virus corona, hal ini merupakan sesuatu yang telah terjadi. Maka fenomena tersebut merupakan sesuatu yang tidak berada di bawah kendali kita. Dalam praktisnya kita hanya bisa mengendalikan pikiran dan tindakan kita dalam melihat isu ini.

Cara kita menanggapi dan merespon situasi ini yang bisa kita kendalikan. Terutama ketika kita sering melihat berita-berita atau update terbaru dari kasus Covid-19 di Indonesia. Pastinya persepsi muncul merupakan manifestasi dari kecemasan, sehingga kita akan sering meresponnya secara khawatir.

Berarti pasrah gitu kalau menanggapi situasi ini? Bukan begitu. Dalam buku Filosofi Teras, dijelaskan

"Di semua situasi, bahkan saat kita merasa tidak ada kendali sekalipun, selalu ada bagian di dalam diri kita yang tetap merdeka, yaitu pikiran dan persepsi." Filosofi Teras hal. 54, Henry Manampiring

Artinya jangan menanggapi fenomena ini dengan perasaan dan emosi kita, tetapi dengan nalar dan akal sehat kita sebagai manusia. Kita bisa mengontrol pikiran kita dengan meminimalisir konsumsi berita terkait virus Covid-19. Sehingga hal-hal yang membuat kita cemas dan khawatir terkait fenomena ini bisa berkurang.

Selain itu tindakan apa yang bisa lakukan dalam wabah ini? Dalam prinsip stoisisme, individu lebih berfokus pada perilaku yang dilakukan (faktor internal), bukan pada apa yang terjadi (faktor eksternal).

Jadi sebaiknya kita lebih fokus menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Mulai dari rajin mencuci tangan, olahraga teratur, konsumsi vitamin dan mungkin makan-makanan yang bergizi.

Selain itu himbauan dari WHO dan pemerintah juga perlu diperhatikan, diantaranya adalah social distancing, pemakaian masker, serta cara bersin dan batuk yang baik (tutup dengan tisu atau siku bagian dalam).

Meskipun tidak semua bisa #dirumahaja, setidaknya kita perlu menjaga diri dengan baik ketika beraktivitas di luar rumah. Atau ketika sudah pulang ke rumah, lebih baik membersihkan diri dengan mandi ataupun cuci tangan saja sepertinya perlu dilakukan.

Jika terlalu fokus pada faktor eksternal, dengan membaca berlebihan semua berita yang ada terkait Covid-19, bisa saja Anda terbawa perasaan, tidak berpikir jernih dan lupa untuk bertanggung jawab pada diri Anda sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun