Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Minyak dan Rempah-rempah Pembuat Konflik

12 Januari 2020   17:30 Diperbarui: 12 Januari 2020   18:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketegangan yang terjadi di wilayah Timur Tengah selepas Amerika Serikat membunuh Jenderal Qasem Soleimani, Pemimpin Pasukan Quds sayap eksternal Garda Revolusi Iran; merupakan lanjutan ketegangan-ketegangan yang sebelumnya terjadi. 

Wilayah Timur Tengah selepas Israel menjajah Palestina, Perang Arab-Israel, Revolusi Iran, Perang Irak-Iran, Invasi Irak ke Kuwait, munculnya ISIS, membuat kawasan itu sepertinya tak pernah hidup dalam suasana damai dan nyaman bagi penduduk yang tinggal di sana.  

Berbagai upaya perdamaian didorong oleh PBB, dunia internasional, agar masing-masing pihak menyelesaikan masalah dengan cara damai, perundingan. Iya, mereka melakukan cara-cara seperti itu meski diperlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 

Sayang, meski cara perundingan damai dilakukan namun di tengah jalan perundingan, di antara mereka tetap melakukan konflik senjata. Bahkan ketika perundingan disepakati, di antara mereka bahkan semua pihak yang terkait, melanggar perjanjian perundingan yang sudah disepakati.

Bila demikian, kondisi di Timur Tengah terus berlarut-larut, entah sampai kapan konflik di sana berakhir, perdamaian tercipta. Apa sih yang membuat kawasan itu itu selalu bergejolak? 

Berikut ada beberapa faktor yang membuat Timur Tengah mengalami konflik berkepanjangan. Pertama, kawasan itu merupakan kawasan kaya minyak.

Sebagai kawasan kaya minyak dan di antara mereka, bangsa Timur Tengah sendiri, tidak atau belum mampu mengelola secara professional, hal demikian memancing bangsa-bangsa lain terutama Amerika Serikat dan Eropa untuk bisa mengelola ladang-ladang minyak yang mampu memberi keuntungan yang sangat luar biasa itu. 

Sebab bagaimana pengelolaan minyak antara bangsa asing dengan bangsa Timur Tengah tidak menemukan titik temu, di sinilah cara-cara licik dilakukan oleh bangsa-bangsa asing yang bernafsu menguasai minyak di Timur Tengah.

Banyak cara yang dilakukan bangsa-bangsa asing yang bernafsu menguasai minyak untuk mendapatkan kekayaan alam itu. Cara-cara yang kasar adalah melakukan invasi secara langsung atau tidak langsung. 

Dengan dalih-dalih membasmi terorrisme, radikalisme, mencegah pengembangan nuklir, Amerika Serikat dengan seenaknya melakukan invasi ke negara-negara Timur Tengah secara langsung atau tidak langsung. Belum lagi bangsa Eropa melakukan hal yang sama. Minyak itulah yang membuat gejolak selalu terjadi di Timur Tengah.

Kedua, dominannya Amerika Serikat di Timur Tengah. Harus kita akui bahwa negeri Paman Sam itu dominan di Timur Tengah. Kuatnya militer Amerika Serikat di kawasan itu tidak terkontrol dan tidak tertandingi. Akibatnya Amerika Serikat bisa sewena-wena kepada negara Timur Tengah. 

Ada negara yang mampu menyaingi perekonomian Amerika Serikat, yakni China; dan ada pula negara yang mampu menyaingi kekuatan militer Amerika Serikat, yakni Rusia; namun sayang China dan Rusia tidak hadir di Timur Tengah. Mungkin China lebih suka hadir di Laut China Selatan.

Ketiga, selain faktor eksternal, hadirnya kekuatan asing di Timur Tengah, faktor yang membuat kawasan itu selalu bergejolak, disebabkan di antara bangsa Timur Tengah sendiri. 

Mereka mayoritas beragama Islam namun ragam aliran yang ada membuat mereka berselisih. Islam agama yang damai namun bila ego mereka muncul, agama yang diyakini itu ditinggal bahkan diabaikan.

Lihat saja, agama yang dianut oleh Presiden Irak, Sadam Hussein, sama dengan agama yang dianut oleh orang-orang Kuwait. Tak hanya itu, mereka sama-sama orang Arab,  namun Sadam Hussein tetap saja menginvasi Kuwait karena kaya minyak.

Keempat, meski mereka beragama dan beretnis yang sama namun kepentingan politik, sosial, ekonomi, budaya, yang tak seragam, hal inilah yang juga bisa memicu ketegangan di Timur Tengah. Sikap politik luar negeri Qatar yang tak seirama dengan Arab Saudi menimbulkan ketegangan di mereka dan sekutunya.

Kelima, di antara bangsa Timur Tengah sendiri saling berebut pengaruh. Perebutan pengaruh antara Arab Saudi dan Iran menimbulkan ketegangan baru. Ketegangan Arab Saudi, Iran, dan Qatar, ini menguntungkan pihak-pihak asing. 

Dengan dalih membantu salah satu pihak, negara yang masuk dalam konflik itu sebenarnya mempunyai kepentingan untuk mendapatkan minyak.

Hal-hal di atas yang membuat Timur Tengah tak pernah damai. Untuk menciptakan damai, kawasan itu harus 'disulap' menjadi kawasan tak kaya minyak. 

Habisnya minyak atau menurunnya fungsi minyak akan membuat negara-negara lain tak akan mengincar dan ingin menguasai Timur Tengah. Dulu Indonesia pernah menjadi rebutan Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris karena rempah-rempah. 

Rempah-rempah inilah yang membuat kesultanan-kesultanan yang ada berkonflik akibat provokasi dan keterlibatan bangsa Eropa untuk menguasai ladang-ladang rempah-rempah.

Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris berkonflik di nusantara, mulai dari penggunaan kekuatan militer hingga membuat perjanjian pembagian kekuasaan. 

Bukti dari itu adalah banyak benteng (pangkalan pertahanan) Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris yang ada di Indonesia terutama daerah Maluku dan Maluku Utara. 

Juga bisa dibuktikan dari catatan Perjanjian Breda, antara Inggris dan Belanda. Semua itu dilakukan demi rempah-rempah. Namun ketika komoditas rempah-rempah anjlok dan kebutuhan dunia menurun, maka bangsa Eropa tak gencar ingin menguasai Indonesia.

Tak hanya membuat Timur Tengah miskin minyak yang bisa mengakhiri ketegangan di sana. Meingkatkan rasa persaudaraan sesama ummat Islam dan orang-orang Arab, bisa jadi yang akan menciptakan perdamaian di Timur Tengah. 

Membuat kondisi yang demikian bisa jadi memerlukan waktu yang lama. Jadi entah sampai kapan Timur Tengah selalu dirundung konflik dan ketegangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun