Ada negara yang mampu menyaingi perekonomian Amerika Serikat, yakni China; dan ada pula negara yang mampu menyaingi kekuatan militer Amerika Serikat, yakni Rusia; namun sayang China dan Rusia tidak hadir di Timur Tengah. Mungkin China lebih suka hadir di Laut China Selatan.
Ketiga, selain faktor eksternal, hadirnya kekuatan asing di Timur Tengah, faktor yang membuat kawasan itu selalu bergejolak, disebabkan di antara bangsa Timur Tengah sendiri.Â
Mereka mayoritas beragama Islam namun ragam aliran yang ada membuat mereka berselisih. Islam agama yang damai namun bila ego mereka muncul, agama yang diyakini itu ditinggal bahkan diabaikan.
Lihat saja, agama yang dianut oleh Presiden Irak, Sadam Hussein, sama dengan agama yang dianut oleh orang-orang Kuwait. Tak hanya itu, mereka sama-sama orang Arab, Â namun Sadam Hussein tetap saja menginvasi Kuwait karena kaya minyak.
Keempat, meski mereka beragama dan beretnis yang sama namun kepentingan politik, sosial, ekonomi, budaya, yang tak seragam, hal inilah yang juga bisa memicu ketegangan di Timur Tengah. Sikap politik luar negeri Qatar yang tak seirama dengan Arab Saudi menimbulkan ketegangan di mereka dan sekutunya.
Kelima, di antara bangsa Timur Tengah sendiri saling berebut pengaruh. Perebutan pengaruh antara Arab Saudi dan Iran menimbulkan ketegangan baru. Ketegangan Arab Saudi, Iran, dan Qatar, ini menguntungkan pihak-pihak asing.Â
Dengan dalih membantu salah satu pihak, negara yang masuk dalam konflik itu sebenarnya mempunyai kepentingan untuk mendapatkan minyak.
Hal-hal di atas yang membuat Timur Tengah tak pernah damai. Untuk menciptakan damai, kawasan itu harus 'disulap' menjadi kawasan tak kaya minyak.Â
Habisnya minyak atau menurunnya fungsi minyak akan membuat negara-negara lain tak akan mengincar dan ingin menguasai Timur Tengah. Dulu Indonesia pernah menjadi rebutan Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris karena rempah-rempah.Â
Rempah-rempah inilah yang membuat kesultanan-kesultanan yang ada berkonflik akibat provokasi dan keterlibatan bangsa Eropa untuk menguasai ladang-ladang rempah-rempah.
Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris berkonflik di nusantara, mulai dari penggunaan kekuatan militer hingga membuat perjanjian pembagian kekuasaan.Â