Membaca buku memang mudah memberi seseorang citra “cerdas”, “intelek” dan bahkan dianggap bermasa depan cerah! Orang-orang yang membaca buku seakan-akan dianugerahi kemampuan super untuk menaklukkan kata dan kalimat yang tercetak di sana. Hal tersebut memang wajar mengingat pengagung-agungan terhadap buku yang dilakukan oleh masyarakat dan begitu banyaknya ulasan ilmiah yang menyimpulkan secara empiris bahwa membaca buku memiliki manfaat yang tak sedikit.
Lalu, mengapa di judul saya menggunakan kata “prasangka”? Bagi saya tak ada kepastian jika orang yang membaca buku bisa disimpulkan sebagai individu cerdas. Apakah mereka yang gemar membaca teenlit sama kemampuan intelektualnya dengan mereka yang sering "mengunyah" novel bergenre sejarah atau fiksi sains. Dan sebaliknya, apakah mereka yang cuma hobi membaca komik bisa disimpulkan punya sifat kekanak-kanakan dan kurang intelek?