Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bom Waktu Di Balik Sikap Guru yang Terlalu Idealis

27 September 2025   08:00 Diperbarui: 24 September 2025   14:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://rise.smeru.or.id/id/blog/3-karakteristik-yang-harus-dimiliki-guru-ideal)

Guru idealis sering menolak mengorbankan jam pelajaran demi mengisi dokumen atau mengikuti aturan birokrasi yang dianggap tidak relevan. Namun, penolakan itu bisa berujung pada masalah lain: sanksi dari atasan, penilaian kinerja yang buruk, bahkan konflik dengan pihak sekolah.

Jika situasi ini dibiarkan, bukan hanya guru yang tertekan, melainkan juga murid yang akhirnya menjadi korban karena pembelajaran tidak berjalan seimbang.

Psikologis Guru: Lelah, Burnout, dan Rasa Gagal

Sikap terlalu idealis bisa menimbulkan ekspektasi yang sangat tinggi, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap murid. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, guru sering mengalami kekecewaan mendalam.

Penelitian dari International Journal of Educational Research (2021) menunjukkan guru dengan idealisme tinggi tetapi dukungan rendah cenderung lebih cepat mengalami burnout atau kelelahan emosional. Mereka merasa gagal karena murid tidak mencapai standar ideal yang diharapkan, padahal faktornya bisa datang dari luar kendali guru.

Burnout ini bukan masalah sepele. Guru yang lelah secara emosional bisa kehilangan empati, menjadi mudah marah, atau bahkan kehilangan semangat mengajar. Dalam jangka panjang, ini mengancam kualitas pendidikan dan kesehatan mental guru itu sendiri.

Suara Pakar: Antara Idealisme dan Realisme

Psikolog pendidikan, Ratna Megawangi, pernah menyatakan bahwa pendidikan adalah seni mencari keseimbangan: "Guru yang baik bukan hanya memegang prinsip, tetapi juga mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak." Artinya, idealisme tetap penting, tetapi harus fleksibel.

Sementara itu, Ki Hajar Dewantara---Bapak Pendidikan Nasional---sejak dulu telah menekankan pentingnya "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani." Filosofi ini sejatinya menuntut guru untuk menjadi teladan, sekaligus menyesuaikan diri dengan kondisi murid agar bisa memberi dorongan yang tepat.

Jalan Tengah: Idealisme yang Membumi

Lalu, bagaimana agar idealisme guru tidak meledak menjadi bom waktu? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun