Fleksibilitas dalam Metode
Guru boleh berpegang pada nilai, tetapi harus siap menyesuaikan metode dengan kondisi kelas. Tidak semua murid mampu belajar lewat diskusi kritis; sebagian mungkin butuh pendekatan visual, praktik langsung, atau penjelasan sederhana.
Kolaborasi, Bukan Konfrontasi
Alih-alih menolak aturan birokrasi mentah-mentah, guru bisa mencari ruang dialog dengan kepala sekolah atau rekan sejawat. Dengan begitu, idealisme tetap tersampaikan tanpa menimbulkan konflik yang merugikan diri sendiri maupun siswa.
Manajemen Ekspektasi
Guru perlu menyadari bahwa setiap anak unik. Jika satu murid tidak mencapai standar ideal, bukan berarti gagal total. Fokus sebaiknya pada perkembangan bertahap, bukan kesempurnaan instan.
Keseimbangan Diri
Guru juga manusia. Menjaga kesehatan mental dan fisik sangat penting agar tetap bisa menjadi teladan. Mengikuti komunitas, pelatihan, atau sekadar berbagi pengalaman dengan sesama guru bisa menjadi cara melepas beban.
Penutup: Menjadi Guru yang Realistis-Inspiratif
Idealisme guru adalah bahan bakar yang menjaga semangat pendidikan tetap menyala. Tanpa idealisme, pendidikan bisa kehilangan arah dan makna. Namun, idealisme yang berlebihan---tanpa kemampuan membaca realitas---justru bisa berubah menjadi bom waktu.
Guru yang bijak adalah mereka yang tahu kapan harus berpegang teguh, dan kapan harus melenturkan diri. Dengan begitu, murid tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga contoh nyata tentang bagaimana menghadapi hidup: teguh pada prinsip, tetapi juga luwes menghadapi kenyataan.
#SalamLiterasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI