Di tengah dinamika perekonomian nasional, masyarakat Indonesia kerap mencari solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan finansial mendesak. Di sinilah Pegadaian hadir sebagai salah satu lembaga keuangan yang berperan penting, terutama melalui skema pinjaman berbasis emas. Bagi banyak orang, emas bukan hanya simbol kemewahan, melainkan juga instrumen investasi sekaligus jaminan yang dipercaya sejak lama. Dalam konteks Pegadaian, emas menjadi pintu masuk bagi jutaan masyarakat untuk mendapatkan likuiditas, sekaligus memperlihatkan kilauan potensinya bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Fakta dan Angka yang Mengilap
Industri pergadaian terus menunjukkan pertumbuhan pesat. Pada kuartal pertama 2025, total penyaluran pinjaman gadai di Indonesia mencapai lebih dari Rp95 triliun, dengan Pegadaian sebagai penguasa pangsa pasar terbesar, sekitar 97 persen. Angka ini menunjukkan betapa besar peran BUMN ini dalam menopang kebutuhan pembiayaan masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah.
Selain itu, layanan emas non-gadai seperti deposito emas juga kian berkembang. Hingga Maret 2025, saldo deposito emas di Pegadaian tercatat mencapai 788 kilogram. Bahkan, program pinjaman modal kerja emas---yang menyalurkan pinjaman dalam bentuk emas batangan untuk pelaku usaha---sudah mencapai sekitar 150 kilogram emas, setara lebih dari Rp250 miliar. Data ini memperlihatkan bahwa Pegadaian tidak hanya fokus pada pembiayaan konsumtif, tetapi juga mendukung produktivitas sektor riil.
Skema Pinjaman Emas: Cara Kerja dan Fitur
Bagaimana sebenarnya mekanisme pinjaman berbasis emas di Pegadaian?
Gadai Reguler (Kredit Cepat Aman)
Nasabah menyerahkan emas sebagai jaminan dan menerima pinjaman sejumlah tertentu berdasarkan nilai taksir. Proses pencairannya sangat cepat, bahkan bisa selesai dalam waktu 15 menit.Tabungan Emas Gadai
Melalui sistem digital, saldo emas tabungan dapat dijadikan agunan. Skema ini lebih fleksibel karena nasabah bisa melunasi sebagian atau seluruh pinjaman kapan saja.Pinjaman Modal Kerja Emas
Ditujukan bagi pelaku usaha, terutama di industri perhiasan atau perdagangan emas, pinjaman diberikan dalam bentuk emas batangan untuk mendukung kebutuhan produksi maupun distribusi.
Skema-skema tersebut memperlihatkan inovasi Pegadaian yang tidak hanya mengandalkan cara konvensional, tetapi juga bertransformasi menjadi institusi modern dengan layanan digital dan produk yang lebih beragam.
Kilauan Manfaat bagi Masyarakat
Mengapa skema ini begitu populer dan dianggap menguntungkan? Beberapa manfaat utamanya antara lain:
Likuiditas Cepat
Bagi masyarakat yang membutuhkan dana mendesak, gadai emas di Pegadaian menjadi solusi instan. Proses cepat tanpa birokrasi rumit menjadikannya pilihan utama.Akses Keuangan Lebih Merata
Tidak semua orang memiliki akses ke bank atau kredit formal. Skema ini membuka kesempatan bagi masyarakat kecil maupun pelaku UMKM untuk memperoleh dana. Menariknya, pertumbuhan penyaluran pinjaman di luar Pulau Jawa kini semakin besar, menunjukkan peran Pegadaian dalam memperluas inklusi keuangan.Fleksibilitas Pembayaran
Beragam pilihan tenor, perpanjangan, atau pelunasan sebagian memberikan kenyamanan bagi nasabah. Hal ini berbeda dengan skema kredit perbankan yang lebih kaku.Perlindungan Nilai
Emas dikenal tahan terhadap inflasi. Dengan menjadikannya jaminan, nasabah tidak hanya memperoleh dana, tetapi juga tetap menyimpan kekuatan nilai asetnya.
Bayangan di Balik Kilauan
Meski terlihat menjanjikan, skema pinjaman emas juga memiliki sisi gelap yang patut diperhatikan:
Biaya Sewa Modal
Sewa modal atau bunga pinjaman bisa cukup tinggi, sekitar 1--1,2 persen per 15 hari. Jika nasabah telat membayar, beban bisa membengkak dan memberatkan.Risiko Lelang Agunan
Kegagalan melunasi pinjaman bisa berujung pada pelelangan emas. Bagi sebagian orang, kehilangan emas tidak hanya berarti kehilangan aset, tetapi juga nilai emosional.Penaksiran Nilai yang Rendah
Nilai pinjaman tergantung pada taksiran emas yang dilakukan petugas. Bila taksiran lebih rendah dari harapan, dana yang diperoleh pun terbatas.Volatilitas Harga Emas
Meski relatif stabil, harga emas tetap dipengaruhi pasar global. Penurunan harga dapat memengaruhi nilai agunan maupun strategi bisnis Pegadaian.
Opini: Apakah Skema Ini Layak Dipertahankan?
Jika ditinjau dari perspektif inklusi keuangan, skema pinjaman emas jelas layak dipertahankan dan dikembangkan. Pegadaian berperan sebagai jembatan keuangan rakyat, terutama bagi mereka yang tak terjangkau layanan bank. Di sisi lain, kehadiran pinjaman modal kerja emas juga menjadi sinyal positif untuk mendukung produktivitas UMKM.
Namun, masyarakat tetap perlu diedukasi agar memahami risiko. Kesadaran bahwa emas bisa hilang jika gagal melunasi pinjaman harus ditanamkan. Selain itu, transparansi terkait biaya, denda, serta nilai taksiran menjadi penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Kesimpulan: Kilau yang Harus Dijaga
Skema pinjaman emas oleh Pegadaian adalah kilauan yang nyata: cepat, fleksibel, dan inklusif. Ia telah membantu jutaan masyarakat memenuhi kebutuhan darurat, membiayai usaha kecil, dan menjaga perputaran roda ekonomi.
Namun, seperti emas yang berkilau tetapi juga rapuh terhadap goresan, skema ini hanya akan benar-benar bermanfaat jika dijalankan dengan pemahaman penuh, regulasi yang kuat, dan sikap bijak dari nasabah. Dengan demikian, kilauan emas Pegadaian tidak hanya menjadi cahaya sesaat, tetapi sinar berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia.
#SalamLiterasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI