Mohon tunggu...
ardias rinda
ardias rinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sentani

"Biarkanlah dirimu dibentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai." -Jalaluddin Rumi-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Akal dan Khayal;

6 Maret 2021   23:01 Diperbarui: 7 Maret 2021   23:08 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peradaban yang dicapai oleh Barat sekarang adalah berupa saringan-saringan yang terdapat dari berbagai peradaban yang telah ada sebelumnya, Yunani, Romawi, Zaman Renaissance dan Zaman Baru.Akan tetapi isinya tetap satu yaitu akal.Akal manusia laksana listrik yang menyetrum dalam pribadi seorang insan, yang harus diisi dengan berbagai tenaga air dan bahan lainnya, sehingga mampu menyalakan lampu-lampu pancaindera.

Di Timur pun demikian.Terdapat peradaban besar dari saringan-saringan yang beraneka warna. Sejak Tiongkok, India, Persia, Babilon, Ninawa, Arab dan lain lain. Tetapi, intinya pun satu yaitu kekayaan khayal.

Khayal laksana surya.Yang memberi penerangan kepada yang gelap, yang seribu pelita pun tak dapat meneranginya.Sungguh demikian, tidak dipungkiri bahwa Barat pun menggunakan khayal.Cuma sebelum akalnya meningkat, khayalnya bermain terlebih dahulu.

Apabila dikatakan bahwa peradaban Timur adalah peradaban khayal, bukan pula memungkiri akal main didalamnya.Cuma akalnya senantiasa diseret oleh khayalnya.

Apabila kita lihat dari segi ilmu pengetahuan Antropologi, kelihatannya khayal yang hidup untuk menuntun pertumbuhan akal.Guruh dan petir adalah kemurkaan langit, hujan lebat adalah rahmat yang turun, dan lain-lain.Kemudian menjalarkan akal karena kehendak khayal, hendak mencari dan membuka rahasia itu. Sampai mencapai apa yang telah dicapai manusia saat ini.

Jika kita lihat pada bangunan kaum agama tentang nenek moyang manusia “Adam dan Hawa” selain dari agama samawi, terdapat pula dalam lukisan batu tua di babilonia, terdapatlah kisah tentang percaturan khayal dan akal.Ketika itu terjadi pertengkaran antara keduanya dengan iblis.   Menurut khayal ataukah akal ? Manakah yang harus ditaklukkan diantara keduanya ?.Timbullah kesadaran khayal pada hawa bahwa rahasia Tuhan ada pada makrifat.

Khayal adalah anugerah Ketuhanan.Akal adalah pelita kemanusiaan.

Dalam kisah adam dan hawa hanya mencukupkan hingga khayal saja dan tidaklah akan sepanjang “cerita” hidup kita. Akal hendak tahu “rahasia” itu.Dan digunakanlah alat biasa, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan tangan untuk memegang.Dia ingin memakan buah Khuldi, buah kekal. Namun, setelah mamakannya  rupanya itu buah fana. Sebab, pohon makrifat adalah Allah, bukan didapat dengan pegangan, rabaan, makanan dan minuman.Tuhan tidak juga bertemu kecuali dalam khayal saja dan didapat dengan akal.

Manusia mencoba memakan Tuhan dalam sifat khuludnya.Kesudahannya dirinya sendirilah yang ditelan oleh maut.Sebab akal hendak menguasai khayal.Sama halnya seperti lilin yang menyala dan ingin menyaingi matahari.Lilin akan padam dan matahari tetap terbit.

Kecuali apabila akal itu tunduk dengan tidak bersyarat kepada khayal, itulah permulaan hidup. Tetapi akal tidak mau menyerah, ia selamanya bodoh dan tidak mau percaya kepada khayal, sebelum khayal dapat ditunjukkan dengan alatnya.Maka tetaplah bodoh si akal dalam perjalanan khayal. Itulah sebabnya ia hendak mencoba lari dari pengaruh si Khayal dan hendak memisahkan diri. Bahkan perpisahannya lebih sulit dari pada perpisahan rohani dan jasmani, karena perpisahannya masih dapat membuahkan maut.Akan tetapi perpisahan akal dan khayal membuahkan pengakuan, menyerahlah akal dengan tidak bersyarat.

Tidaklah akan sampai manusia menapaki bukit, kecuali dia telah memfanakan diri dan menundukkan akal terhadap khayal.Akal barat telah menaklukkan kulit hidup Timur, tetapi belum dan tidak dapat menaklukkan khayal dalam kemegahan dan kebesarannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun