Mohon tunggu...
Kebijakan Pilihan

Haruskah Meningkatkan Produksi Minyak Goreng Nasional dengan Deforestasi?

17 Mei 2018   01:35 Diperbarui: 25 Mei 2018   00:33 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, hal itu harus diimbangi dengan produksi kelapa sawit yang tinggi karena penyumbang terbesar dari minyak goreng adalah dari kelapa sawit (8 Juta Ton pada tahun 2016). 

Sementara cara yang harus dilakukan untuk mendongkrak produki kelapa sawit adalah dengan menambah hutan untuk diubah menjadi lahan perkebunan kelapa, karena dari segi teknologi rekayasa kelapa sawit masih belum mampu mempercepat munculnya buah kelapa.

Keberadaan hutan topis yang merupakan ciri khas dari Indonesia semakin terancam setiap tahunnya. Banyaknya kebutuhan minyak kelapa sawit mengundang investor baik lokal maupun internasional untuk ikut andil dalam menyumbang saham ataupun membangun perusahaan kelapa sawit. 

Jika kita menilik dari data statistik dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), nilai luas perkebunan kelapa sawit meningkat setiap tahunnya dari tahun 1980 hingga 2016. Jika menilik 7 tahun terakhir, pada tahun 2010 luas perkebuan kelapa Indonesia sebesar 8 Juta Hektar dan untuk tahun 2016 sebesar 12 Juta hektar. 

Ini artinya nilai kenaikan rata-rata luas perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah dalam 7 tahun terakhir adalah 0,67 Juta Hektar setiap tahunnya. Hal ini tentu menjadi sinyal merah bagi hutan Indonesia lantaran banyaknya peristiwa deforestasi dari hutan tropis menuju perkebunan kelapa sawit demi mendongkrak produksi minyak sawit nusantara. 

Akankah Hutan Tropis Indonesia menyusut setiap tahunnya? Dimakanah rumah dari ribuan flora dan fauna khas Indonesia selanjutnya? Apakah negara ini siap menyulap Hutan Tropis menjadi perkebunan sawit hanya untuk uang semata? Berikut solusinya.

Minyak larva kumbang mealworm

ilgiornale.it/
ilgiornale.it/
Dilihat dari segi klasifikasi, Larva kumbang mealworm ini termasuk divisi Artrophoda, kelas Insecta atau serangga, Ordo Coleoptera, familily Tenebrionidae, genus Tenebrio, dan memiliki nama spesies Tenebrio molitor.

Larva ini memiliki 4 tahap kehidupan layaknya serangga holometabolic lainnya, yaitu : telur, larva, pupa, dan dewasa. Hal unik terjadi pada ukuran dewasa dengan panjang 1,25-1,8 cm sementara pada larva mencapai 2,5 cm. Sehingga dengan ukuran yang cukup besar ini, larva kumbang sangat mudah untuk ditangani, dipelihara, dan digunakan untuk sampel penelitian. 

Selama pada tahap larva, larva mealworm memakan vegetasi dan serangga yang telah mati. Ulat ini juga mengalami molts berkala. Fenomena ini terjadi pada setiap larva atau instar (rupa) yang termasuk dalam tahap perkembangan arthropoda seperti serangga. 

Mealworm mengalami 9-20 instar dimana yang terakhir akan membentuk pupa. Pupa ini berwarna putih dan berubah menjadi coklat seiring berjalannya waktu. Setelah berpuasa selama sekitar 30 hari, mealworm akan berubah menjadi kumbang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun