Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Sejarah di Kota Tanjung Balai

1 Januari 2019   06:14 Diperbarui: 1 Januari 2019   07:40 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
replika rumah balai (dokpri)

Kali ini perjalanan kami ke dua tempat bersejarah yang ada di kota Tanjung Balai. Ya, replika rumah balai dan replika istana indra sakti atau istana asahan yang diresmikan tahun 2010 bersamaan dengan kantor wali kota Tanjung Balai. Butuh waktu sekitar lima belas menit menuju ke replika istana asahan dari pusat kota, menggunakan jasa becak motor dengan ongkos lima belas ribu rupiah.

replika istana asahan (dokpri)
replika istana asahan (dokpri)
Terletak di jalan bendang, kelurahan sei raja, kecamatan tualang raso. Bangunan ini tampak sepi setibanya kami disana. Hanya dipakai oleh keturunan sultan saat acara tertentu saja seperti acara kekeluargaan. Pagar bangunan terkunci, yang artinya tidak sembarang orang boleh masuk. Di depan bangunan tersebut terdapat tulisan "Bangunan Bersejarah Kota Tanjung Balai."

Selanjutnya kami pergi ke rumah balai di ujung tanjung. Perjalanan menuju kesana sekitar tiga belas hingga lima belas menit dari pusat kota. Kita hanya perlu mengeluarkan ongkos lima belas ribu rupiah menggunakan jasa becak motor. Teletak di jalan asahan, kelurahan indra sakti. Rumah balai yang asli sudah tidak ada lagi.

Rumah balai  inilah yang menjadi embrio-nya kota Tanjung Balai. Konon, Sultan Iskandar Muda melakukan perjalanan ke Johor dan Malaka tahun 1612. Dalam perjalanan itu, rombongan mereka beristirahat di kawasan hulu sungai yang dinamakan asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan antara sungai asahan dengan sungai silau.

Lalu Sultan Iskandar Muda bertemu dengan raja setempat, Raja Simargolang, dan memerintahkan untuk membuka perkampungan. Ditempat inilah Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai "balai" untuk pertemuan, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan.

Perkembangan kampung ini cukup pesat sebagai pertemuan perdaganan dari Aceh dan Malaka. Dan sekarang ini dikenal dengan nama Tanjung Balai, yang berarti balai di tanjung.

halaman pasir di depan replika rumah balai (dokpri)
halaman pasir di depan replika rumah balai (dokpri)
Kini bangunan itu terpagar oleh kawat duri. Didalam pagar itu ada beberapa rumah yang ditempati oleh warga. Saya tidak tahu, apakah mereka keturuan bangsawan yang menjaga tempat itu atau hanya warga biasa. Halamannya luas berpasir. Jika kita berjalan kebelakangnya, kita bisa melihat pemandangan sungai asahan yang berjumpa dengan sungai silau.

Memandang ke sampingnya, kita melihat banyak armada kapal yang berlabuh. Diluar pagar, terdapat warung-warung kecil berjajar dengan kursi malas dari plastik untuk warga bersantai dan membeli makanan disitu.

memandang kapal yang berlabuh dari luar pagar rumah balai (dokpri)
memandang kapal yang berlabuh dari luar pagar rumah balai (dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun