Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Bilang Gadget Tidak Dibawa Mati

5 Juli 2018   22:20 Diperbarui: 8 Juli 2018   05:57 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peranan gadget begitu mengikat keseharian kita. Sumber foto: TeknoGee

Hal itu sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam: 

“Segala sesuatu yang tidak termasuk dzikir kepada Allah, maka itu sia-sia dan permainan belaka, selain 4 hal yaitu: berjalan antara dua sasaran panah (tempat berlatih memanah), melatih kudanya, sendau gurau dengan pasangannya, dan mengajari (atau belajar) berenang.” HR Nasa`i dalam al-Kubra 8891, shahih.

Sekali lagi yakin membuang waktu untuk yang sia-sia saja. Berat loh perjalanan selanjutnya. Sehari di sana bisa sampai 50 ribu tahun di bumi loh. Berat kan?!

3. Membiasakan Asal Share

Perkembangan media sosial yang begitu pesat membuat kita begitu mudah membagikan sesuatu kepada orang lain. Mulai dari gambar, berita, hingga kutipan dalam masalah agama. Fenomena asal share tanpa sharing telah terbukti membuat banyak penyesalan. Tidak sedikit orang yang diciduk untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Anehnya, fenomena itu seakan tidak menjadi pelajaran buat kita. Apa kita menunggu hingga kita yang terciduk baru mau bertobat.

Itu untuk perkara dunia saja. Bagaimana dengan perkara akhirat yang kita bermudah-mudahan di dalamnya. Mulai dari membuat gambar atau meme yang menggunakan simbol agama. Apa agama kita buat permainan saja?! Kemudian sengaja menyebarkan ketakutan atau berita bohong alias hoaks atas nama agama. Ada juga mungkin yang tidak tahu itu hoaks tetapi turut membagikan tanpa saring dulu. Seakan tidak mau ketinggalan menciptakan "keramaian" di jagad perinternetan atau permediasosialan.

Diam adalah sesuatu yang dianjurkan bagi kita. Lebih baik diam dari pada semangat tetapi miskin ilmu. Kita sesat karena sok tahu ditambah lagi menyesatkan orang lain karena mempercayai kita yang sok tahu. Jadilah di dunia tidak nyata (baca: maya) itu kumpulan orang-orang yang sok tahu (maaf..maaf..). Ramai di dunia tidak nyata tetapi dampaknya sampai ke dunia nyata bahkan hingga ke akhirat yang benar-benar nyata pembalasannya.

Berat kan yah..?!
Berat kan yah..?!
Penutup untuk goresan ini. Semoga saya dan kita semua diberi petunjuk dan hidayah agar bisa istiqamah di atas kebaikan dan bukan kesia-siaan. Saya juga memohon maaf kalau ada yang kurang sopan atau kurang sesuai. Serta saya memohon kepada Allah agar menjadikan setiap coretan ini bukanlah termasuk yang sia-sia. Allahumma aamiin. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun